Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menegaskan pada Selasa (2/22/2022), negaranya mungkin akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia setelah Moskow memutuskan untuk mengakui dua wilayah terpisah di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka.
Mengutip Reuters, berbicara bersama rekannya dari Estonia, Zelenskiy mengatakan dia sedang mempertimbangkan permintaan dari kementerian luar negerinya untuk memutuskan hubungan.
Dia juga mendesak sekutu Ukraina untuk tidak menunggu eskalasi lebih lanjut untuk menjatuhkan sanksi, yang harus mencakup penutupan pipa Nord Stream 2 yang dipimpin Rusia. Ini merupakan pipa yang menyalurkan gas Rusia di bawah Laut Baltik ke Jerman.
"Saya telah menerima permintaan dari kementerian luar negeri. Saya akan mempertimbangkan masalah pemutusan hubungan diplomatik antara Ukraina dan Federasi Rusia. Segera setelah konferensi pers kami, saya akan mempertimbangkan masalah ini," kata Zelenskiy.
Baca Juga: Makin Tegang, Biden Kirim Pasukan, Jet F-35 dan Helikopter Serang Apache ke Baltik
Pengumuman Putin pada hari Senin, dan penandatanganan dekrit tentang pengerahan pasukan Rusia ke dua wilayah yang memisahkan diri, mengundang kecaman internasional dan sanksi langsung AS.
Asal tahu saja, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan aktivitas bisnis AS di wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
Amerika Serikat dan sekutu Eropanya akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kisah di Balik 2 Wilayah yang Memisahkan Diri di Ukraina Timur
Dalam pidatonya, Zelenskiy menuduh Rusia menghancurkan upaya perdamaian. Namun, dia mengecilkan prospek konflik skala besar dengan Rusia. Di sisi lain, Zelenskiy mengatakan, dirinya siap untuk memberlakukan darurat militer jika itu terjadi.
"Mengenai darurat militer ... pertanyaan ini jelas bagi kami. Kami percaya bahwa tidak akan ada perang, tidak akan ada (perang) yang kuat melawan Ukraina dan tidak akan ada eskalasi luas oleh Federasi Rusia. Jika terjadi (eskalasi luas), maka darurat militer akan diberlakukan," katanya.