Sumber: Bloomberg | Editor: Ruisa Khoiriyah
TOKYO. Perusahaan-perusaahaan otomotif raksasa Jepang sungguh terpukul dengan bencana gempa dan tsunami yang menghantam negeri Sakura, 11 Maret lalu itu. Beberapa perusahaan otomotif terkemuka memastikan produksi mereka terganggu karena bencana ini.
Chief Financial Officer Nissan Motor Co. Carlos Goshn menyatakan, 40 unit pembuat otopart akan terhambat produksiniya usai terjangan musibah Jepang. Sama halnya dengan yang dialami oleh Toyota Motor Corp yang memastikan produksinya di Amerika Utara akan terganggu.
Ghosn menuturkan, suplai komponen elektronik, plastik, dan karet akan terbatas dan akan mempengaruhi produsen mobil Jepang dan saingan-saingannya di luar negeri. Hal serupa sempat ditegaskan juga oleh produsen mobil terbesar di dunia, Toyota. Toyota mengumumkan pada para pekerjanya di kawasan Amerika Utara akan kemungkinan terjadinya gangguan kegiatan perakitan. "Hal ini serius dan masih sulit untuk mengevaluasi," kata Ghosn.
Jepang bukan hanya lantak karena musibah gempa dan tsunami, efek lanjutan dari musibah tersebut mulai dari pemadaman listrik bergilir, kelangkaan bahan bakar, juga memukul negeri itu bersamaan. Dus, bukan hanya para produsen mobil saja yang terpukul musibah namun juga para pemasok dan dealer.
Toyota, Nissan, dan Honda Motor Co kini harus berjuang untuk tetap melanjutkan ekspor meski musibah gempa 9 skala richter telah menewaskan lebih dari 9.400 orang.