kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Produsen EV China Memperpanjang Insentif, Perang Harga Berlanjut di Tahun Ketiga


Kamis, 02 Januari 2025 / 19:14 WIB
Produsen EV China Memperpanjang Insentif, Perang Harga Berlanjut di Tahun Ketiga
ILUSTRASI. Mobil listrik BYD dipamerkan saat prosesi peresmian dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S di Jakarta, Minggu (30/6/2024). dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S resmi dibuka di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta dengan memiliki luas 4.000 meter persegi yang menyediakan layanan berkualitas seperti bengkel, layanan body repair and paint, showoom serta area test drive. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - BEIJING - Produsen kendaraan listrik asal China termasuk Nio dan Li Auto telah mengikuti pemimpin pasar Tesla dan BYD dalam memperpanjang insentif pembelian hingga awal tahun 2025.

Perpanjangan insentif ini menjadi perang harga tahun ketiga di pasar otomotif terbesar di dunia.

Li Auto mengumumkan pada hari Kamis (2/1) akan memberikan subsidi tunai sebesar 15.000 yuan atau setara US$ 2.055 per pembelian unit mobil. Selain itu mereka juga menawarkan skema pembiayaan tanpa bunga selama tiga tahun.

Nio meluncurkan rencana pinjaman tanpa bunga serupa untuk pembeli kendaraan listrik bermerek Nio dan Onvo pada hari Rabu (1/1).

Baca Juga: Protes Tarif EV, China Desak Produsen Mobil Hentikan Investasi di Eropa

Insentif penjualan EVtersebut dimaksudkan untuk mendorong pembelian sebelum skema subsidi pemerintah untuk tahun baru dimulai. 

Lebih dari 5,2 juta mobil yang terjual hingga pertengahan Desember 2024 telah mendapat manfaat dari subsidi pemerintah China.

China telah mengisyaratkan perpanjangan tukar tambah barang konsumsi pada tahun 2025, tetapi rincian spesifik untuk penerapan kebijakan secara nasional masih belum jelas.

Nanjing, ibu kota provinsi Jiangsu di China bagian Timur, mengatakan awal minggu ini akan terus memberikan subsidi hingga 4.000 yuan per pembelian mobil tahun ini.

Pemerintah China telah setuju untuk menerbitkan obligasi negara khusus senilai 3 triliun yuan tahun ini. Sebelumnya Reuters telah melaporkan, subsidi diberikan lantaran Beijing ingin menghidupkan kembali roda perekonomian mereka yang sedang goyah, sebagian melalui program subsidi.

Juara pasar kendaraan listrik lokal BYD, yang dapat mengalahkan penjualan Ford dan Honda secara global pada tahun 2024, telah menawarkan diskon hingga 11,5% untuk dua model - satu hibrida dan satu kendaraan listrik - sejak Desember 2024.

Baca Juga: Airlangga: Pemerintah Dorong Perkembangan EV Melalui Berbagai Insentif

Tesla, yang memicu perang harga tahun lalu, telah memperpanjang diskon 10.000 yuan untuk pinjaman yang belum dibayar untuk Model Y terlarisnya di China hingga akhir bulan ini.

Penjualan kendaraan listrik dan hibrida plug-in, yang secara kolektif dikenal sebagai kendaraan energi baru (NEV) di China, melampaui 10 juta unit tahun lalu, berkat subsidi pemerintah untuk tukar tambah hingga 20.000 yuan per unit untuk NEV.

Meskipun demikian, penjualan eceran terkait otomotif mengalami kontraksi sebesar 0,7% tahun-ke-tahun dalam 11 bulan pertama, dibandingkan dengan peningkatan 3,5% dalam total penjualan eceran Tiongkok, data resmi menunjukkan, yang menunjukkan dampak pemotongan harga.

Selanjutnya: Menilik Kinerja Reksadana di Tahun 2024 dan Prospeknya di Tahun 2025

Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (3/1) di Jawa Timur



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×