Produser film yang membuka sukses Goldman (3)

Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi

Goldman berani membuat beberapa perubahan. Dalam buku Riggs diceritakan sebuah karakter wanita yang bisa mengendalikan api. Namun dalam film, karakter tersebut diubah menjadi wanita yang bisa melayang dan mengontrol udara. Goldman harus melewati perdebatan dengan sang sutradara.

Wanita paruh baya ini keras kepala mempertahankan idenya. Menurut dia, perubahan karakter pada tokoh utama akan menghadirkan visual lebih hebat kepada penonton film. Imajinasi tersebut terinspirasi visual efek film karya Ray Harryhausen pada 1963.

Akhirnya melalui sedikit perdebatan, ide ini lolos. Goldman pun merasa berterima kasih pada Harryhausen. Ide-ide Goldman kerap mengundang tanya hingga geleng-geleng kepala anggota tim film lain. Menurut dia, sangat menyenangkan untuk mendobrak pintu agar terbuka. Pernyataannya bermaksud menyajikan visual yang tidak diduga-duga oleh penonton bioskop. Dalam membuat film, ibu beranak tiga ini memfokuskan pada kejernihan dan detail visual.

Proyek-proyek film terus berdatangan menghampiri Goldman. Sebut saja film Kingsman: The Golden Circle. Ini merupakan film sekuel seorang mata-mata karya sutradara Matthew Vaughn. Ada pula tawaran untuk menulis naskah dari novel Daphne du Maurier Rebecca. Novel ini sudah diangkat menjadi film Alfred Hitchcock pada 1940.

Goldman tertarik terlibat dalam proyek ini karena tertarik pada ambiguitas moral pada novel tersebut. Selain itu, karakter dalam novel dianggap sangat kuat dan menarik. Dengan demikian, tugas Goldman memoles cerita tak terlau berat. Jerih payah Goldman mendapatkan dari pekerjaannya sebagai penulis skenario menjadikannya sebagai orang kaya di London.

Goldman bersama suaminya Jonathan Ross menghuni rumah megah bak istana dengan taksiran harga jutaan poundsterling. Rumah tersebut berdiri kokoh dengan pernak-pernik superhero plastik.

(Bersambung)