Penulis: Virdita Ratriani
Saat awal menjabat, Raja Salman menunjuk Pangeran Muqrin Bin Abdul Aziz sebagai Putra Mahkota. Pada 29 April 2015, Salman mencopot Muqrin bin Abdul Aziz sebagai Putra Mahkota dan menunjuk keponakannya Muhammad bin Nayef sebagai Putra Mahkota.
Namun, pada 2017 Raja Salman menggantikan Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota demi putranya, Mohammed bin Salman. Mohammed bin Nayef juga dicopot sebagai kepala kementerian dalam negeri dan dilaporkan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Sementara, Mohammed bin Salman adalah putra tertua Raja Salman dari istri ketiganya, Putri Fahda binti Falah Al Hathleen.
Baca Juga: Soal Israel dan Palestina, ini jawaban Raja Salman kepada Trump
Setelah diangkat sebagai putra mahkota, Mohammed bin Salman pun mulai mengkonsolidasikan kekuasaannya, menahan pangeran saingannya dan pengusaha miliarder atas tuduhan korupsi dan menindak para intelektual kritis, ulama, dan aktivis.
Pada Maret 2020 juga dilaporkan penangkapan tiga pangeran yang dilaporkan atas tuduhan pengkhianatan pada Maret 2020 termasuk Mohammed bin Nayef dan satu-satunya saudara laki-laki Salman yang masih hidup, Ahmed.
Hal ini memicu spekulasi bahwa Mohammed bin Salman berusaha untuk menyingkirkan saingannya dalam suksesi sebelum ayahnya yang sudah tua meninggal atau turun tahta.
Nama Mohammed bin Salman pun juga dikaitkan dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun 2018. Hal itu memicu kekhawatiran internasional dan seruan agar Muhammad dicopot, tetapi dia masih mendapat sokongan dari ayahnya.