kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.115.000   10.000   0,48%
  • USD/IDR 16.454   4,00   0,02%
  • IDX 8.025   67,48   0,85%
  • KOMPAS100 1.124   9,97   0,90%
  • LQ45 815   8,29   1,03%
  • ISSI 276   2,50   0,91%
  • IDX30 424   4,41   1,05%
  • IDXHIDIV20 490   3,80   0,78%
  • IDX80 123   1,15   0,94%
  • IDXV30 134   1,41   1,07%
  • IDXQ30 137   0,82   0,60%

Proses divestasi tidak berjalan lancar, Air India berpotensi tutup


Minggu, 06 Mei 2018 / 09:36 WIB
Proses divestasi tidak berjalan lancar, Air India berpotensi tutup
ILUSTRASI. Bharat Petroleum mengisi avtur pesawat Air India


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. The Centre for Asia Pacific Aviation (CAPA) konsultan penerbangan terkemuka, mengatakan pihaknya khawatir Air India bisa mengalami kerugian dua tahun sebesar US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar. CAPA juga bilang, kegagalan untuk melakukan divestasi bisa membuat maskapai itu tutup.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (5/5), dikatakan kecuali para penawar yakin bahwa mereka akan "dipagari" dari kemungkinan risiko politik, sangat mungkin ada risiko tidak ada partisipasi oleh pihak yang berkepentingan pada tahap permintaan proposal.

Melalui akun Twitter-nya, CAPA menyatakan keprihatinan atas proses disinvestasi yang sedang berlangsung di Air India. Terkait hal itu, mereka menyerukan amandemen dalam ungkapan minat, terutama untuk tenaga kerja dan utang.

"Sangat penting bahwa istilah dalam EOI, khususnya untuk tenaga kerja dan utang, diubah, karena penawar yang berhasil akan perlu berinvestasi dalam restrukturisasi dan menyerap kerugian selama beberapa tahun, di samping pertimbangan dibayar sebesar 76%," ungkap CAPA dalam twitter, dilansir dari Bloomberg.

Pemerintah India pada 28 Maret mengeluarkan memorandum informasi awal untuk penjualan yang diusulkan hingga 76% saham di Air India bersama dengan kontrol manajemen untuk entitas swasta. Pemerintah India juga mengeluarkan klarifikasi untuk 160 pertanyaan dari penawar yang tertarik pada disinvestasi dari Air India dan dua anak perusahaannya Air India Express dan AISATS.

Anggota oposisi di Parlemen India dan bahkan afiliasi RSS seperti Swedeshi Jagran Manch telah menyatakan ketidaksetujuan mereka atas penjualan maskapai nasional.




TERBARU

[X]
×