Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Puluhan ribu orang berkumpul di pinggiran Beirut pada Minggu untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah yang terbunuh hampir lima bulan lalu dalam serangan udara Israel.
Kematian Nasrallah menjadi pukulan telak bagi kelompok yang didukung Iran tersebut, mengingat perannya dalam membangun Hezbollah menjadi kekuatan militer dengan pengaruh regional yang signifikan.
Ribuan Pendukung Padati Stadion Camille Chamoun
Sejak pagi, ribuan pendukung telah memadati stadion Camille Chamoun Sports City yang berkapasitas 55.000 kursi di wilayah selatan Beirut yang dikuasai Hezbollah. Mereka membawa foto Nasrallah serta bendera kelompok tersebut dalam prosesi pemakaman massal yang juga menghormati para pemimpin Hezbollah lainnya yang gugur dalam serangan Israel.
Baca Juga: Rusia Kembali Gempur Infrastruktur Gas dan Listrik di Ukraina Timur dan Selatan
Upacara pemakaman ini bertujuan untuk menunjukkan kekuatan Hezbollah setelah mengalami dampak besar dari perang tahun lalu dengan Israel. Perang tersebut tidak hanya menewaskan sebagian besar kepemimpinan Hezbollah dan ribuan pejuangnya, tetapi juga menyebabkan kehancuran besar di wilayah selatan Lebanon.
Beberapa tokoh penting turut menghadiri pemakaman, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, delegasi Irak yang terdiri dari politisi Syiah dan komandan milisi, serta delegasi dari kelompok Houthi di Yaman. Kehadiran mereka menegaskan dukungan regional bagi Hezbollah meskipun kelompok tersebut mengalami pukulan berat.
Dampak Perang dan Kehilangan Jalur Pasokan
Selain kehilangan pemimpinnya, Hezbollah juga menghadapi tantangan baru setelah sekutunya, Bashar al-Assad, digulingkan di Suriah. Kejatuhan Assad memutus jalur pasokan penting yang selama ini menjadi salah satu sumber kekuatan kelompok tersebut.
"Kami mungkin telah kehilangan seorang pemimpin besar, tetapi nilai-nilai perlawanan tetap bertahan," kata Hassan Nasreddine, seorang warga Lebanon yang datang dari selatan untuk menghadiri upacara tersebut.
Pemakaman Hashem Safieddine dan Penundaan Upacara Nasrallah
Pemakaman ini juga menjadi momen penghormatan bagi Hashem Safieddine, yang sempat memimpin Hezbollah selama satu minggu setelah kematian Nasrallah. Namun, sebelum secara resmi diumumkan sebagai penggantinya, ia juga tewas dalam serangan Israel.
Baca Juga: Trump Sebut Zelinsky Diktator, Peringatkan untuk Gerak Cepat atau Kehilangan Ukraina
Nasrallah sendiri sebelumnya dimakamkan sementara di samping putranya, Hadi, yang gugur dalam pertempuran untuk Hezbollah pada tahun 1997. Upacara pemakaman resminya sempat ditunda guna menunggu penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan sesuai dengan ketentuan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat.
Israel Terus Melakukan Serangan Udara
Meskipun Israel telah menarik sebagian besar pasukannya dari wilayah selatan Lebanon, mereka masih mempertahankan lima posisi strategis di dataran tinggi. Pada Minggu, militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke wilayah selatan Lebanon dengan alasan mengidentifikasi aktivitas Hezbollah.
Konflik ini semakin meningkat setelah Hezbollah melancarkan serangan sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas pada awal perang Gaza yang pecah pada Oktober 2023. Ketegangan di kawasan terus berlanjut, sementara Hezbollah berusaha membangun kembali kekuatannya pasca kehilangan para pemimpinnya.