Penulis: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - Puncak hujan meteor Andromedid berlangsung selama dua hari (9-10 November 2021). Hujan meteor Andromedid berada di dekat konstelasi Andromeda dan bersumber dari sisa debu kkomet 3D/Biela.
Bulan November 2021 ini pecinta astronomi bakal menemukan fenomena yang cukup menarik. Mulai dari hujan meteor, hingga gerhana bulan parsial.
Namun demikian, tepat hari ini Senin (9/11/2021) fenomena astronomi berupa hujan meteor Andromedid akan mencapai puncaknya.
Hujan meteor sebenarnya merupakan salah satu fenomena astronomi tahunan yang terjadi hampir setiap tahun. Di bulan November ini saja, beberapa hujan meteor mencapai puncaknya, yang sebelumnya telah dibuka oleh Taurid Selatan.
Mengutip dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN, hujan meteor Andromedid akan mencapai puncaknya mulai tanggal 9 November sampai 10 November 2021.
Andromedid sendiri merupakan hujan meteor yang titik radiannya berada di dekat konstelasi Andromeda dan bersumber dari sisa debu komet 3D/Beila. Bila menengok ke belakang, hujan meteor ini pertama kali teramati pada 6 Desember tahun 1741 di kota Saint-Petersburg.
Intensitas terkuatnya dialami pada tahun 1798, 1825, 1830, 1830, 1838 dan 1847. Titik radian saat itu masih terletak di konstelasi Cassiopeia.
Di sisi lain, saat komet Biela pecah di tahun 1846, Andromedid menghasilkan intensitas hingga ribuan meteor per jam beberapa dekade setelahnya di tahun 1872 dan 1885. Setelah pecahnya komet Biela, titik radian bergeser dari Cassiopeia ke ANdromeda.
Sejak abad ke-20, intensitas Andromedid berkurang hanya 3 meteor per jam saat di zenit atau titik pengamatan. Meskipun demikian, pernah tercatat hingga 30-50 per jam saat di zenit pada tahun 2008, 2011, dan 2013.
Bila Anda ingin melihat hujan meteor Andromedid, Pusat Riset Antariksa LAPAN telah melaporkan bahwa intensitas maksimumnya terjadi pada 9 November mulai pukul 08.45 WIB/ 09.45 WITA/ 10.45 WIT.
Baca Juga: Hujan meteor Taurid Selatan mencapai puncaknya mulai hari ini (5 November 2021)
View this post on Instagram
A post shared by Pusat Riset Antariksa (@pussainsa_lapan)
Pada dasarnya hujan meteor Andromedid ini aktif sejak 25 September hingga 6 Desember 2021.
Ketinggian maksimum titikk radian Andromedid di Indonesia antara 42-59 derajat, sehingga intensitas maksimumnya hanya 2 meteor per jam. Selain itu, Andromedid juga sedikit terganggu oleh intensitas cahaya Bulan Sabit Awal yang muncul sejak awal senja bahari hingga pukul 22.30 waktu setempat.
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik menyaksikan hujan meteor Andromedid, pastikan Anda berada di tempat yang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan. Menariknya lagi, hujan meteor Andromedid juga dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan alat bantu seperti teleskop.
Selanjutnya: Gerhana bulan parsial pada 18-19 November 2021 merupakan yang terlama abad ini
TERBARU
English | 21 Menit lalu
[X]×