kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest semakin tinggi, ini datanya


Rabu, 09 Desember 2020 / 08:08 WIB
Puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest semakin tinggi, ini datanya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Light illuminates Mount Everest (C) during sunset in Solukhumbu district, also known as the Everest region, in this picture taken November 30, 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar/File Photo


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Awalnya, Nepal memutuskan untuk melakukan survei secara mandiri. Pasalnya ada dugaan bahwa pergerakan lempeng tektonik termasuk gempa bumi besar pada tahun 2015 mungkin telah mempengaruhi ketinggian.

Sekitar 300 ahli dan surveyor Nepal terlibat dalam latihan ini. Beberapa berjalan kaki, sementara yang lain menggunakan helikopter untuk mencapai stasiun pengumpulan data.

Musim semi lalu, surveyor Nepal mencapai puncak Everest dengan lebih dari 40 kilogram (90 pon) peralatan, termasuk penerima Sistem Navigasi Satelit Global (GNSS). Mereka menghabiskan kira-kira dua jam untuk mengumpulkan data saat lusinan pendaki berdiri di atas gunung.

Baca juga: Lelang mobil dinas Nissan Grand Livina 2 unit, harga mulai Rp 40-an juta

"Mendaki Everest sendirian adalah tugas yang menantang. Tetapi kami juga harus mengukurnya," kata Khim Lal Gautam, seorang pejabat Departemen Survei yang kehilangan jari kaki karena radang dingin dalam ekspedisi tersebut, kepada AFP.

Nepal seharusnya merilis hasil ekspedisi tersebut awal tahun ini. Tetapi kemudian China terlibat setelah Presiden China Xi Jinping mengunjungi Nepal pada Oktober 2019. Tahun ini, ekspedisi survei China memiliki ruang kerja yang lebih tenang di puncak.

Mereka adalah satu-satunya pendaki di gunung yang terpaksa ditutup karena pandemi Covid-19. Kepada media pemerintah China CCTV, Dang Yamin seorang ahli di Biro Survei dan Pemetaan Nasional mengatakan, hasil akhir adalah nilai rata-rata antara pengukuran yang dilakukan oleh Nepal dan China, sesuai dengan aturan ilmiah.

"Ketinggian akhir disimpulkan setelah kedua belah pihak bersama-sama berbagi dan memproses data secara virtual," kata Damodar Dhakal, juru bicara Departemen Survei Nepal.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gunung Everest Tiba-tiba Tambah Tinggi, Kok Bisa?",


Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Aditya Jaya Iswara

Selanjutnya: Lelang 4 mobil dinas Isuzu Panther Touring & LS Rp 70-an juta ditutup hari ini




TERBARU

[X]
×