kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya 500 Hulu Ledak, China Bangun Persenjataan Nuklir Lebih Cepat dari Negara Lain


Rabu, 19 Juni 2024 / 10:41 WIB
Punya 500 Hulu Ledak, China Bangun Persenjataan Nuklir Lebih Cepat dari Negara Lain
ILUSTRASI. China diprediksi meningkatkan persenjataan nuklirnya sebanyak 90 hulu ledak menjadi 500 dalam 12 bulan hingga Januari 2024.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada Senin (17/6/2024), sebuah lembaga pemikir keamanan internasional mengatakan, China diprediksi meningkatkan persenjataan nuklirnya sebanyak 90 hulu ledak menjadi 500 dalam 12 bulan hingga Januari 2024.  

Hal ini menunjukkan bahwa Beijing semakin memperluas persenjataan nuklirnya lebih cepat dibandingkan negara lain.

Melansir Nikkei Asia yang melansir laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute/SIPRI), jumlah total hulu ledak yang ditimbun untuk potensi penggunaan di antara lima negara nuklir yang diakui yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris ditambah negara-negara nuklir de facto India, Pakistan, Korea Utara dan Israel, meningkat sembilan menjadi 9.585.

Dijelaskan pula, keseluruhan persediaan nuklir di sembilan negara tersebut diproyeksikan turun 391 menjadi 12.121 jika termasuk hulu ledak yang sudah tidak digunakan lagi.

“Jumlah dan jenis senjata nuklir yang dikembangkan telah meningkat karena negara-negara semakin bergantung pada pencegahan nuklir,” tambahnya.

Mengenai China, lembaga think tank tersebut mengatakan bahwa mereka mungkin memiliki rudal balistik antarbenua, setidaknya sama banyaknya dengan Rusia atau Amerika Serikat pada pergantian dekade ini. 

Baca Juga: Amerika Cemas dengan Kunjungan Putin ke Korea Utara, Ini Alasannya

Meskipun demikian, persediaan hulu ledak China diperkirakan masih akan sama, jauh lebih kecil dibandingkan kedua negara berkekuatan nuklir tersebut.

Business Insider melaporkan, angka-angka yang dikeluarkan SIPRI sejalan dengan perkiraan Departemen Pertahanan dalam Laporan tahunan mengenai Kekuatan Militer China, yang diterbitkan pada bulan Oktober 2023 lalu.

“Pada tahun 2020, Departemen Pertahanan memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China berada di angka 200 dan diperkirakan akan meningkat setidaknya dua kali lipat pada tahun 2030,” kata laporan itu.

“Namun, Beijing telah mempercepat ekspansi nuklirnya, dan Departemen Pertahanan memperkirakan persediaan Tiongkok memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada Mei 2023,” lanjut laporan itu.

Dan persediaan nuklir China akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang. Pentagon mengatakan dalam laporannya bahwa mereka memperkirakan Tiongkok akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada tahun 2030.

Baca Juga: Xi Jinping Klaim AS ingin China Menyerang Taiwan, Ini Tanggapan Amerika

Hulu ledak Korea Utara juga meningkat

Sementara itu, mengutip Nikkei Asia, Korea Utara diperkirakan kini telah merakit sekitar 50 hulu ledak, naik 20 hulu ledak dari tahun 2023, dan memiliki bahan fisil yang cukup untuk mencapai total hingga 90 hulu ledak, katanya.

“Seperti beberapa negara bersenjata nuklir lainnya, Korea Utara memberikan penekanan baru pada pengembangan persenjataan nuklir taktisnya,” kata Matt Korda, peneliti asosiasi di Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI.

“Oleh karena itu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Korea Utara mungkin berniat menggunakan senjata-senjata ini pada awal konflik,” tambah Korda.

Menurut laporan tersebut, Rusia dan Amerika Serikat masing-masing memiliki 5.580 dan 5.044 hulu ledak, yang mencakup hampir 90% dari total hulu ledak di dunia.

Diperkirakan 3.904 hulu ledak dikerahkan pada rudal dan pesawat terbang, naik 60 hulu ledak dari tahun sebelumnya, termasuk 1.710 oleh Rusia dan 1.770 oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Rusia Sebut Keinginan NATO Perbanyak Senjata Nuklir Bikin Ketegangan Global Meningkat

Lembaga think tank tersebut mengatakan China diperkirakan telah mengerahkan 24 hulu ledak untuk rudal.

“Saat jumlah hulu ledak nuklir global terus menurun seiring dengan pembongkaran senjata era Perang Dingin secara bertahap, sayangnya kita terus melihat peningkatan jumlah hulu ledak nuklir yang beroperasi dari tahun ke tahun,” kata Direktur SIPRI Dan Smith.

Smith menilai, tren ini tampaknya akan terus berlanjut dan mungkin semakin cepat di tahun-tahun mendatang.

"Dan ini sangat memprihatinkan,” kata Smith.




TERBARU

[X]
×