Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Agenda hari Rabu termasuk diskusi tatap muka antara kedua pemimpin, konser gala, resepsi kenegaraan, pengawal kehormatan, penandatanganan dokumen, dan pernyataan kepada media, demikian laporan kantor berita Rusia Interfax yang mengutip pernyataan penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov.
Sebagai tanda bahwa Rusia, anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, sedang meninjau kembali pendekatannya terhadap Korea Utara, Putin memuji Pyongyang sebelum kedatangannya karena menolak apa yang disebutnya sebagai tekanan, pemerasan, dan ancaman ekonomi dari AS.
Dalam sebuah artikel di halaman depan surat kabar utama partai berkuasa Korea Utara, Putin berjanji untuk "mengembangkan mekanisme perdagangan alternatif dan penyelesaian bersama yang tidak dikendalikan oleh Barat" serta "membangun arsitektur keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eurasia."
Baca Juga: Putin Bakal Kunjungi Korea Utara dan Vietnam, Apa Agendanya?
Artikel Putin menunjukkan bahwa ada peluang bagi pertumbuhan ekonomi Korea Utara dalam blok ekonomi anti-Barat yang dipimpin oleh Rusia, yang mungkin menarik bagi Kim Jong Un, tulis Rachel Minyoung Lee, seorang analis program 38 North di Washington.
“Jika Pyongyang melihat Rusia sebagai mitra jangka panjang yang layak untuk meningkatkan perekonomiannya, meskipun hal ini mungkin tampak tidak masuk akal bagi sebagian orang, maka insentif bagi negara tersebut untuk mencoba memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat akan berkurang,” katanya dalam sebuah laporan.
Baca Juga: Korea Selatan Protes, Korea Utara Setop Sementara Pengiriman Balon Isi Sampah
Putin juga mengeluarkan perintah presiden pada malam kunjungannya yang menyatakan bahwa Moskow ingin menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif” dengan Korea Utara. Ushakov mengatakan perjanjian ini akan mencakup masalah keamanan.
Menurut Ushakov, kesepakatan tersebut tidak ditujukan terhadap negara lain, namun akan menguraikan prospek kerja sama lebih lanjut antara kedua negara.