kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Putin dan Kim Berpelukan di Korut, Bersumpah Ciptakan Dunia Multipolar yang Baru


Rabu, 19 Juni 2024 / 10:09 WIB
Putin dan Kim Berpelukan di Korut, Bersumpah Ciptakan Dunia Multipolar yang Baru
Kepala Roscosmos Yuri Borisov, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kim Jong Un, Presiden Komisi Urusan Luar Negeri Korea Utara, dan Nikolay Nestechuk, Kepala Pusat Pengoperasian Infrastruktur Luar Angkasa Berbasis Darat. (Mikhail Metzel/Kantor Pers dan Informasi Kepresidenan Rusia/TASS)


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin dengan hangat setibanya di bandara Pyongyang pada hari Rabu. Keduanya berbagi "pemikiran terdalam" mereka dan sepakat untuk mengembangkan hubungan kedua negara, menurut laporan media pemerintah Korea Utara.

Kunjungan Putin ke ibu kota Korea Utara ini merupakan yang pertama dalam 24 tahun, sebuah perjalanan yang diperkirakan akan memperkuat hubungan antara Rusia dan Korea Utara di tengah isolasi internasional yang dihadapi kedua negara.

Kemitraan antara Rusia dan Korea Utara digambarkan sebagai “mesin untuk mempercepat pembangunan dunia multi-kutub baru”. Kunjungan Putin disebut menunjukkan bahwa persahabatan dan persatuan mereka adalah sesuatu yang tidak terkalahkan dan kokoh, kata kantor berita Korea Utara, KCNA.

Baca Juga: Terbang ke Korea Utara, Vladimir Putin Janji untuk Mendukung Kim Jong Un Lawan AS

Rusia telah memanfaatkan hubungan yang semakin erat dengan Korea Utara untuk menekan Washington. Sementara itu, Korea Utara yang terkena sanksi berat mendapatkan dukungan politik serta janji dukungan ekonomi dan perdagangan dari Moskow.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengkhawatirkan bahwa Rusia mungkin memberikan bantuan untuk program rudal dan nuklir Korea Utara, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. 

Mereka juga menuduh Pyongyang menyediakan rudal balistik dan peluru artileri yang digunakan Rusia dalam perang di Ukraina. Namun, Moskow dan Pyongyang membantah adanya transfer senjata.

Kim menyambut Putin dengan jabat tangan dan pelukan di samping pesawat pemimpin Rusia tersebut. Kemudian, mereka menaiki limusin Aurus buatan Rusia milik Putin menuju Wisma Negara Kumsusan.

Baca Juga: Kim Jong Un Membanggakan Hubungan Tak Terkalahkan dengan Rusia

Acara penyambutan tersebut berlangsung relatif sederhana, dengan Kim menyambut pemimpin Rusia tersebut di karpet merah tanpa upacara besar seperti yang dilakukan Korea Utara saat menyambut Presiden Tiongkok Xi Jinping pada kunjungannya tahun 2019.

“Melewati jalan-jalan Pyongyang yang terang benderang pada malam hari, para pemimpin puncak bertukar pikiran terpendam dan membuka diri untuk lebih mengembangkan hubungan DPRK-Rusia,” lapor KCNA, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

Foto-foto dari media pemerintah menunjukkan jalan-jalan di Pyongyang dipenuhi potret Putin dan bagian depan Hotel Ryugyong berbentuk piramida yang belum selesai dan kosong, menyala dengan pesan raksasa "Selamat Datang Putin."

Agenda hari Rabu termasuk diskusi tatap muka antara kedua pemimpin, konser gala, resepsi kenegaraan, pengawal kehormatan, penandatanganan dokumen, dan pernyataan kepada media, demikian laporan kantor berita Rusia Interfax yang mengutip pernyataan penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov.

Sebagai tanda bahwa Rusia, anggota Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, sedang meninjau kembali pendekatannya terhadap Korea Utara, Putin memuji Pyongyang sebelum kedatangannya karena menolak apa yang disebutnya sebagai tekanan, pemerasan, dan ancaman ekonomi dari AS.

Dalam sebuah artikel di halaman depan surat kabar utama partai berkuasa Korea Utara, Putin berjanji untuk "mengembangkan mekanisme perdagangan alternatif dan penyelesaian bersama yang tidak dikendalikan oleh Barat" serta "membangun arsitektur keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eurasia."

Baca Juga: Putin Bakal Kunjungi Korea Utara dan Vietnam, Apa Agendanya?

Artikel Putin menunjukkan bahwa ada peluang bagi pertumbuhan ekonomi Korea Utara dalam blok ekonomi anti-Barat yang dipimpin oleh Rusia, yang mungkin menarik bagi Kim Jong Un, tulis Rachel Minyoung Lee, seorang analis program 38 North di Washington.

“Jika Pyongyang melihat Rusia sebagai mitra jangka panjang yang layak untuk meningkatkan perekonomiannya, meskipun hal ini mungkin tampak tidak masuk akal bagi sebagian orang, maka insentif bagi negara tersebut untuk mencoba memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat akan berkurang,” katanya dalam sebuah laporan.

Baca Juga: Korea Selatan Protes, Korea Utara Setop Sementara Pengiriman Balon Isi Sampah

Putin juga mengeluarkan perintah presiden pada malam kunjungannya yang menyatakan bahwa Moskow ingin menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif” dengan Korea Utara. Ushakov mengatakan perjanjian ini akan mencakup masalah keamanan.

Menurut Ushakov, kesepakatan tersebut tidak ditujukan terhadap negara lain, namun akan menguraikan prospek kerja sama lebih lanjut antara kedua negara.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×