Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perwira tinggi intelijen AS mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin masih ingin merebut sebagian besar wilayah Ukraina. Akan tetapi, pasukannya sangat terdegradasi oleh pertempuran sehingga mereka kemungkinan hanya dapat mencapai keuntungan tambahan dalam waktu dekat.
Melansir Reuters, Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan konsensus badan-badan mata-mata AS adalah bahwa Rusia akan terus bekerja "untuk jangka waktu yang lama." Informasi saja, Intelijen Nasional Avril Haines adalah badan yang menguraikan penilaian intelijen AS saat ini tentang perang yang sudah berlangsung lebih dari empat bulan tersebut.
"Singkatnya, gambarannya tetap sangat suram dan sikap Rusia terhadap Barat semakin keras," kata Haines dalam konferensi Departemen Perdagangan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelinskiy minggu ini mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya bahwa dia ingin perang berakhir pada akhir tahun.
Tetapi komentar Haines menunjukkan bahwa miliaran dolar senjata modern yang dipasok oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain ke pasukan Zelinskiy mungkin tidak memberi mereka kemampuan untuk membalikkan keadaan melawan Rusia dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kunjungi Kota Irpin, Jokowi Harap Tak Ada Lagi Kota yang Rusak karena Perang
Dia mengatakan, Putin tetap berniat untuk menguasai sebagian besar Ukraina meskipun pasukan Ukraina mengalahkan upaya Rusia untuk merebut ibu kota Kyiv pada Februari, memaksa Moskow untuk mengurangi targetnya untuk merebut seluruh wilayah Donbas timur.
"Kami pikir dia secara efektif memiliki tujuan politik yang sama dengan yang kami miliki sebelumnya, yaitu dia ingin menguasai sebagian besar Ukraina," kata Haines.
Menurut Haines dalam penilaian publik pertamanya tentang perang sejak Mei, pasukan Rusia, bagaimanapun, telah sangat terdegradasi karena sudah lebih dari empat bulan pertempuran sehingga tidak mungkin mereka dapat mencapai tujuan Putin dalam waktu dekat.
"Kami melihat keterputusan antara tujuan militer jangka pendek Putin di bidang ini dan kapasitas militernya, semacam ketidaksesuaian antara ambisinya dan apa yang dapat dicapai militer," katanya.
Baca Juga: Menhan Inggris Sebut 25.000 Tentara Rusia Telah Tewas di Ukraina