kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Putin: Perlombaan senjata dimulai sejak AS keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik


Kamis, 14 Oktober 2021 / 15:24 WIB
Putin: Perlombaan senjata dimulai sejak AS keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan, perlombaan senjata sudah dimulai sejak lama. Tepatnya, sejak Amerika Serikat atau AS menarik diri dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABMT).

Hadir pada sesi pleno Pekan Energi Rusia, Rabu (13/10), Putin menyebutkan, selama ini perlombaan senjata antara Rusia dan AS sedang berlangsung.

"Perlombaan senjata sedang berlangsung, sayangnya. Dan, itu telah dimulai setelah penarikan AS dari ABMT," kata Putin, seperti dikutip TASS.

Pada kesempatan itu, Putin mengingat kembali momen tahun 2003, di mana ia mendesak AS untuk tidak menarik diri dari ABMT. Baginya, perjanjian tersebut adalah hal mendasar untuk terhindar dari serangan senjata nuklir.

"Ini bukan hanya perlindungan, ini adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan strategis dengan menghilangkan potensi nuklir dari lawan yang mungkin," lanjut Putin.

Mengacu laman Kementerian Luar Negeri AS, ABMT merupakan perjanjian kontrol senjata tentang pembatasan sistem rudal anti-balistik yang digunakan untuk menangkal serangan rudal balistik. 

Baca Juga: Rusia mulai menempatkan sistem pertahanan udara S-500 di Kota Moskow

Berdasarkan perjanjian tersebut, Rusia dan AS hanya diizinkan untuk memiliki dua kompleks ABM, di mana masing-masing di antaranya hanya boleh berisi maksimal 100 rudal anti-balistik.

Pada 13 Desember 2001, Presiden AS saat itu George W. Bush memberi pemberitahuan tentang penarikan diri AS dari perjanjian.

ABMT resmi hilang pada tahun 2002 setelah kedua negara akhirnya menandatangani Perjanjian Pengurangan Serangan Strategis, yang bertujuan untuk membatasi jumlah hulu ledak nuklir satu sama lain.

Keluarnya AS dari ABMT saat itu memicu banyak kritik. John Rhinelander, seorang negosiator dari ABMT, bahkan menyebut langkah tersebut bisa memicu lahirnya dunia tanpa batasan hukum yang efektif pada proliferasi nuklir.

Penarikan ini disusul oleh peningkatan kekuatan nuklir AS secara pesat. Putin menanggapi langkah rivalnya tersebut dengan peningkatan kemampuan nuklir negaranya demi bisa mengimbangi AS.

Selanjutnya: Siap saingi rudal Tsirkon Rusia, AS sukses luncurkan rudal hispersonik HAWC




TERBARU

[X]
×