kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Putin: Rusia Siap Berkompromi dengan Trump Terkait Perang Ukraina


Jumat, 20 Desember 2024 / 07:46 WIB
Putin: Rusia Siap Berkompromi dengan Trump Terkait Perang Ukraina
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia siap berkompromi mengenai Ukraina dalam kemungkinan perundingan dengan Presiden AS terpilih Donald Trump. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Namun, ia mengatakan kesepakatan apa pun hanya dapat ditandatangani dengan otoritas Ukraina yang sah, yang untuk saat ini dianggap Kremlin hanya sebagai parlemen Ukraina.

Menurut Putin, Zelensky, yang masa jabatannya akan berakhir awal tahun ini tetapi telah diperpanjang karena darurat militer, perlu dipilih kembali agar Moskow menganggapnya sebagai penanda tangan yang sah untuk setiap kesepakatan guna memastikan bahwa kesepakatan tersebut sah secara hukum.

Putin menolak gagasan untuk menyetujui gencatan senjata sementara dengan Kyiv, dengan mengatakan bahwa hanya kesepakatan damai jangka panjang dengan Ukraina yang akan mencukupi.

Dia menambahkan, setiap pembicaraan harus mengambil titik awal dari kesepakatan awal yang dicapai antara negosiator Rusia dan Ukraina pada minggu-minggu awal perang dalam perundingan di Istanbul, yang tidak pernah dilaksanakan.

Beberapa politisi Ukraina menganggap rancangan kesepakatan itu mirip dengan kapitulasi yang akan menetralkan ambisi militer dan politik Ukraina.

Tonton: Donald Trump Janji Segera Bicara ke Putin dan Zelenskiy untuk Hentikan Perang

Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan memicu krisis terbesar dalam hubungan antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.

Rusia, yang menganggap konflik tersebut sebagai operasi militer khusus defensif yang dirancang untuk menghentikan ekspansi NATO yang berbahaya ke timur, menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina dan telah mengambil alih beberapa ribu kilometer persegi wilayah tahun ini.

Bertekad untuk menggabungkan empat wilayah Ukraina ke Rusia, pasukan Moskow telah merebut desa demi desa di timur dan sekarang mengancam kota-kota penting yang strategis seperti Pokrovsk, pusat jalan raya dan rel kereta api utama.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×