kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Putin Sebut Google Sebagai Alat Politik Amerika Serikat


Kamis, 19 Desember 2024 / 20:32 WIB
Putin Sebut Google Sebagai Alat Politik Amerika Serikat
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin. REUTERS/Turar Kazangapov


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Google, yang merupakan bagian dari Alphabet, sebagai alat yang digunakan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk kepentingan politik.

Putin juga menyalahkan YouTube atas lambatnya kecepatan platform video tersebut di Rusia.

Google, bersama perusahaan teknologi asing lainnya, telah berada di bawah tekanan di Rusia selama beberapa tahun terkait konten yang didistribusikan.

Baca Juga: Eropa Galau dengan Rencana Pengiriman Pasukan Keamanan ke Ukraina, Ini Sebabnya

Namun, meskipun Moskow telah memblokir platform media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, Rusia tampaknya enggan melarang YouTube, yang digunakan sekitar 50 juta orang Rusia setiap harinya.

Para kritikus percaya bahwa pemerintah Rusia sengaja mengganggu akses ke YouTube untuk mencegah warga Rusia mengakses konten yang bersifat kritis terhadap Putin dan pemerintahannya.

Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa masalah yang terjadi disebabkan oleh kegagalan Google dalam meningkatkan perangkatnya - tuduhan yang dibantah oleh perusahaan dan para pakar teknologi.

Baca Juga: Konferensi Pers Pertama, Trump Singgung Soal Drone, Perang, dan TikTok

Berbicara dalam acara tahunan phone-in, Putin kembali menyatakan sikap Moskow bahwa pengurangan anggaran Google di Rusia dan kurangnya pasokan perangkat yang relevan telah menciptakan masalah bagi perusahaan itu sendiri.

"Selain itu, YouTube dan Google harus mematuhi hukum kami, menghindari segala bentuk penipuan di internet, dan terutama, tidak boleh menggunakan dan menyalahgunakan internet untuk mencapai tujuan politik pemerintah mereka," kata Putin, Kamis (19/12).

Google belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Pada Agustus lalu, YouTube menyatakan mengetahui laporan bahwa beberapa pengguna di Rusia tidak dapat mengakses platform tersebut, namun membantah adanya tindakan atau masalah teknis dari pihaknya.

Baca Juga: Donald Trump Janji Segera Bicara ke Putin dan Zelenskiy untuk Hentikan Perang

Kompetisi dengan Platform Lokal

Putin menyebutkan bahwa persaingan dari platform domestik seperti VK Video, yang dijalankan oleh VK yang dikontrol negara, RuTube, serta Telegram, yang didirikan oleh Pavel Durov, sedang berkembang.

Namun, platform-platform tersebut belum mampu secara signifikan mengurangi dominasi YouTube di pasar hosting video.

Selain memuat konten yang dianggap tidak sesuai oleh Moskow, YouTube telah memblokir lebih dari 1.000 saluran, termasuk media yang didukung negara, dan lebih dari 5,5 juta video sejak perang di Ukraina dimulai.

Kremlin berharap klaim hukum besar-besaran terhadap Google akan memaksa perusahaan itu untuk mengubah sikapnya.

Selanjutnya: IHSG Anjlok dan Rupiah Melemah, Simak Proyeksi Pasar Saham hingga Akhir 2024

Menarik Dibaca: Apakah Durian Mengandung Kolesterol atau Tidak? Mari Cek Faktanya di Sini



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×