Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pembunuhan Khashoggi menodai citra reformis yang telah ditanamkan putra mahkota di Barat, yang sebagian besar mengutuknya. MBS ingin mengembalikan fokus pada reformasi sosial dan ekonomi yang telah dia dorong untuk membuka perekonomian Arab Saudi dan mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak.
Mereka tampaknya tidak mencakup reformasi politik yang luas.
Ditanya apakah pemerintahan Saudi bisa berubah menjadi monarki konstitusional, MBS mengatakan tidak.
“Arab Saudi didasarkan pada monarki murni,” katanya.
Pangeran Mohammed juga mengatakan kepada The Atlantic bahwa tujuan Riyadh adalah untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan "panjang, historis" dengan Amerika. Dia mengatakan investasi Saudi di Amerika Serikat berjumlah US$ 800 miliar.
Baca Juga: Serangan Houthi meningkat, Arab Saudi bisa kehabisan rudal pencegat Patriot
"Dengan cara yang sama kami memiliki kemungkinan untuk meningkatkan kepentingan kami, kami memiliki kemungkinan untuk mengurangi mereka," katanya seperti dikutip SPA.
Sementara putra mahkota menikmati hubungan dekat dengan pendahulu Biden, Donald Trump, Biden telah mengambil sikap yang lebih keras terkait pembangkit tenaga listrik Teluk Arab dan sejauh ini memilih hanya untuk berbicara dengan Raja Salman bin Abdulaziz, bukan MBS.
Pemerintahan Biden juga telah memprioritaskan diakhirinya perang Yaman, di mana koalisi pimpinan Saudi telah memerangi gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran selama tujuh tahun. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.