Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. ByteDance Ltd memutuskan untuk menolak proposal akuisisi TikTok di Amerika Serikat (AS) dari Microsoft Corp. Sebagai gantinya ByteDance lebih memilih kemitraan bisnis dengan Oracle Corp.
Seperti dikutip Bloomberg, Senin (14/9), kesepakatan antara ByteDance sebagai perusahaan induk TikTok dan Oracle kemungkinan akan berupa kepemilikan saham dalam bisnis TikTok yang baru. Kerjasama ini akan lebih terlihat seperti restrukturisasi perusahaan ketimbang penjualan langsung.
Baca Juga: Batal menjual TikTok, ByteDance memilih bermitra dengan Oracle Corp
Salah satu sumber mengatakan, istilah yang sedang dibahas dengan Oracle masih berkembang. Bisa saja Oracle mengambil bagian bisnis TikTok di AS yang baru dibentuk tersebut sambil menjabat sebagai mitra teknologi AS.
TikTok akan menampung data TikTok di server cloud Oracle. Penawaran awal dari kedua belah pihak memiliki nilai bisnis sekitar US$ 25 miliar. Tetapi itu sebelum para pejabat China mempertimbangkan aturan baru yang memberlakukan batasan pada ekspor teknologi.
Baca Juga: Dituduh coba meretas Trump dan Biden, China: Justru Amerika adalah kerajaan hacker
Padahal sebelumnya Microsoft bersama Walmart Inc. dipandang sebagai pihak yang kemungkinan besar menjadi pemenang dalam rencana pengambilalihan bisnis TikTok di AS ini. Tetapi negosiasi telah mendingin dalam beberapa hari terakhir.
Microsoft tidak diminta untuk merevisi penawaran awalnya saat menghadapi tanda-tanda penolakan baru-baru ini dari Pemerintah China. "ByteDance memberi tahu kami hari ini bahwa mereka tidak akan menjual operasi TikTok AS ke Microsoft," kata Redmond, juru bicara Microsoft yang berbasis di Washington.
Baca Juga: TikTok terancam di AS, ByteDance berencana investasi besar-besaran di Singapura
Walmart, bagaimanapun, tetap tertarik untuk melakukan investasi TikTok bersama konsorsium investor yang dipimpin oleh Oracle. Seorang juru bicara Walmart mengatakan bahwa perusahaannya melanjutkan diskusi dengan kepemimpinan ByteDance dan pihak lain yang berkepentingan.
ByteDance sedang menegosiasikan tawaran untuk operasi TikTok di AS di bawah perintah dari pemerintahan Presiden AS Donal Trump yang mengatakan kepemilikan perusahaan di Tiongkok mengancam keamanan nasional.
Baca Juga: Hati-hati! Aplikasi berkedok 'TikTok Pro' bisa memata-matai penggunanya
TikTok bermaksud membawa proposal ke Gedung Putih menjelang tenggat waktu pertengahan September yang diberlakukan oleh Trump. Tapi tawaran apa pun juga akan membutuhkan restu dari pejabat pemerintah di Beijing.
Pembicaraan tentang restrukturisasi perusahaan mengingatkan kembali pada niat awal ByteDance di awal musim panas untuk menjual sebagian saham dalam operasi TikTok atau merestrukturisasi perusahaan dengan kantor pusat global dan dewan direksi di luar China.
Aspirasi tersebut diperumit oleh ancaman Presiden AS Donald Trump untuk melarang aplikasi di AS dan perintah berikutnya yang melarang orang dan bisnis AS melakukan bisnis dengan TikTok.
Baca Juga: ByteDance akan membagikan bonus kepada karyawannya di tengah tekanan AS kepada TikTok
Jika ByteDance bisa mendapatkan kesepakatan melalui Gedung Putih yang tidak melibatkan penjualan paksa secara langsung, itu akan menandai prestasi besar bagi pendiri ByteDance Zhang Yiming, yang enggan untuk menyerahkan aset berharga tersebut.
Namun para kritikus mempertanyakan bagaimana kemitraan teknologi dengan Oracle akan meredakan masalah keamanan nasional Gedung Putih. “Kesepakatan Oracle mengambil alih hosting tanpa kode sumber dan perubahan operasional yang signifikan tidak akan mengatasi kekhawatiran tentang TikTok,” ujar Alex Stamos, mantan kepala keamanan petugas di Facebook, mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter.