Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, kembali menjadi sorotan publik setelah tampil dengan penampilan yang dianggap “seperti AI” — rapi, tajam, dan nyaris sempurna.
Namun di balik fisik bugar dan wajah tanpa ekspresi yang khas, pria asal Rusia ini memiliki gaya hidup yang jauh dari kebiasaan umum, bahkan untuk ukuran seorang miliarder teknologi.
Dikenal dengan rutinitas ekstrem seperti mandi es dan pola hidup disiplin, Durov tidak hanya melatih tubuhnya, tetapi juga pikirannya. Selama hampir 20 tahun, ia hidup tanpa alkohol, tembakau, kopi, obat-obatan, maupun zat terlarang lainnya.
Tekad Sejak Usia 11 Tahun
Menariknya, keputusan itu bukan diambil setelah ia sukses besar lewat Telegram, melainkan sejak usia 11 tahun. Dalam podcast berdurasi empat jam bersama Lex Fridman, Durov menjelaskan prinsip hidupnya: “Jika kamu ingin mencapai potensi penuh dan menjaga kejernihan pikiran, jauhilah zat adiktif.”
Baca Juga: Pendiri Telegram Pavel Durov Mengecam Pemerintah Prancis, Ada Apa?
Mengutip financialexpress, ia bercerita bahwa seorang guru memberinya buku berjudul The Illusion of Paradise, yang menjelaskan proses biologis dan kimiawi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi alkohol atau zat lain.
“Saat kamu minum alkohol, sel-sel otakmu menjadi lumpuh. Mereka seperti zombie. Keesokan harinya, sebagian dari mereka mati dan tidak pernah kembali normal,” ujarnya.
Durov kemudian menegaskan, “Kalau otak adalah alat paling berharga dalam perjalanan menuju kesuksesan dan kebahagiaan, mengapa kamu menghancurkannya demi kesenangan sesaat?”
Tak Takut Berbeda
Ketika Fridman menyinggung kebiasaan minum alkohol dalam konteks sosial, Durov menanggapi dengan tegas bahwa seseorang tidak perlu mengikuti tekanan sosial. “Jangan takut menjadi orang yang berbeda. Tetapkan aturanmu sendiri,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa kebiasaan minum sering kali muncul karena seseorang sedang berusaha menutupi masalah atau rasa takut dalam dirinya.
CEO yang Hampir Tak Gunakan Ponsel
Meski menjadi pendiri salah satu aplikasi perpesanan terbesar di dunia, Durov dikenal jarang terlihat menggunakan ponsel. Ia bahkan mengatakan bahwa ponsel bukanlah perangkat yang diperlukan dalam hidupnya.
Durov mengungkapkan bahwa saat masih kuliah pun ia tidak memiliki ponsel. Menurutnya, perangkat itu justru menjadi gangguan terhadap prioritas pribadi.
Baca Juga: Pemerintah Vietnam Perintahkan Pemblokiran Aplikasi Telegram
“Buatlah agenda hidupmu sendiri — ponsel justru menghalanginya,” katanya.
Ia menilai bahwa mengurangi ketergantungan pada ponsel membantunya “berkontribusi bagi kemajuan masyarakat” dengan cara yang lebih fokus.
Rutinitas Pagi yang Tenang
Durov mengaku menyukai pagi yang tenang tanpa gangguan ponsel. Ia berusaha mengalokasikan waktu sebanyak mungkin untuk tidur karena merasa ide-ide terbaik sering muncul di antara waktu istirahat dan rutinitas pagi.
“Ide-ide indah bisa datang ketika kamu berolahraga pagi atau sekadar menikmati rutinitas tanpa ponsel. Jika kamu membuka ponsel begitu bangun tidur, kamu menjadi makhluk yang diberitahu apa yang harus dipikirkan sepanjang hari,” jelasnya.
Ironi di Balik Kesuksesan
Meski Durov membangun salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, ia justru menghindari gaya hidup yang terlalu terhubung secara digital. Ia mendorong “koneksi nyata” antar manusia, meskipun sadar bahwa hal itu terdengar kontradiktif bagi seorang pendiri platform komunikasi global.
Namun, justru dalam ironi itulah keteguhan Durov terlihat: seorang inovator yang percaya bahwa teknologi seharusnya melayani manusia, bukan mengendalikan mereka.