Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - Seorang anak petani asal Iowa, Harry Stine, mewarisi pertanian orangtuanya dan melihat peluang bisnis dari pengembangan benih pertanian yang lebih unggul. Lewat perusahaan bernama Stine Seed, Stine mengembangkan bisnis perusahaan ini yang awalnya hanya menjalankan pembersihan kedelai hingga menjadi perusahaan rekayasa genetika benih seperti kedelai dan jagung. Lewat Stine Seed, pria yang saat ini berusia 76 tahun ini memupuk kekayaan hingga US$ 3,2 miliar.
Menjalankan perusahaan keluarga dan membesarkannya hingga kini menjadi jalan kesuksesan miliarder Harry Stine. Pria berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) ini menjalankan bisnis di bidang pertanian, khususnya rekayasa genetika benih lewat perusahaan bernama Stine Seed.
Mengutip Forbes, kekayaan Stine tercatat sebesar US$ 3,2 miliar di tahun 2018. Ia tercatat sebagai orang terkaya ke-572 di dunia. Kekayaannya berasal dari bisnis benih Stine Seed yang kini telah menjelma menjadi perusahaan benih swasta terbesar dan perusahaan benih terbesar keempat di Negeri Paman Sam.
Stine dan perusahaan afiliasinya memiliki lebih dari 900 hak paten benih. Setidaknya 750 dari benih-benih yang telah dipatenkan tersebut terkait langsung dengan kedelai dan jagung. Stine mempekerjakan hampir 400 orang di 16 negara bagian.
Stine memusatkannya di kota kecil di daerah Adel Iowa. Lahan pertanian seluas 6.070 hektare (ha) di daerah tersebut mayoritas dimiliki oleh Stine dan keempat anaknya. Di tempat ini pula terletak Stine Biotechnology yang berfokus mengembangkan metode rekayasa gen untuk benih tanaman.
Stine Seeds menjadi perusahaan pertama dalam sejarah AS yang menerima paten pada varietas kedelai di tahun 1994. Paten diberikan pada dua kedelai: Stine 1570, paten # 5304728 dan Stine 2550, paten # 5304729. Paten-paten ini melindungi benih, tanaman, serbuk sari dan ovula. Paten ini adalah bagian utama dari penekanan Stine pada pengembangan genetika kedelai dengan produktivitas tertinggi di dunia.