kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramalan analis: The Fed akan pangkas suku bunga lima kali lagi sebelum April


Rabu, 21 Agustus 2019 / 07:22 WIB
Ramalan analis: The Fed akan pangkas suku bunga lima kali lagi sebelum April
ILUSTRASI. Jerome Powell


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Tim analis Danske Bank memprediksi, The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuannya lima kali hingga April 2020. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Juli lalu, The Fed memang sudah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, pernyataan dari Pimpinan The Fed Jerome Powell mengindikasikan pemangkasan itu hanyalah penyesuaian sementara. Hal itu mengakibatkan pasar saham anjlok karena investor berharap bakal ada pemangkasan suku bunga lanjutan dalam waktu dekat. 

Baca Juga: Wall Street turun menjelang rilis notulen rapat The Fed & pertemuan Jackson Hole

Mengutip CNBC, Powell mengungkapkan tiga alasan atas pemotongan suku bunga yang dilakukan: tingginya ketidakpastian perdagangan, melambatnya pertumbuhan global, dan tingkat inflasi masih tetap di bawah 2%. Kendati demikian, sejak pertemuan itu, tensi perang dagang antara AS-China terus meningkat dan sentimen pasar menunjukkan gejolak yang tinggi. 

Mengabaikan pernyataan Powell, tim analis Danske Bank yang dipimpin oleh Mikael Olai Milhoj meyakini, the Fed akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga lanjutan dengan besaran 25 basis poin dalam masing-masing dalam lima pertemuan yang akan berlangsung berikutnya dengan meramal kisaran target pada pertemuan Maret menjadi 0,75%-1,00%.

Baca Juga: Tensi perang dagang mereda, dolar AS kembali perkasa

"Indikator ekonomi di luar AS terlihat lemah, di mana data fixed asset investment, produksi industri dan penjualan ritel China lebih rendah dari prediksi. Kemudian PDB Jerman kuartal dua mengalami kontraksi dan survei ZEW sangat lemah," demikian urai Danske Bank dalam hasil riset yang dipublikasikan Selasa (20/8) seperti yang dikutip dari CNBC

Dijelaskan pula, "Meski tingkat inflasi AS secara mengejutkan mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir, ekspektasi inflasi berbasis market cukup rendah (1,6% versus 1,7% saat The Fed memulai kebijakan putar arah) dan ini sangat sulit melihat alasan mengapa inflasi akan naik tak terkendali dalam waktu dekat."

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri dan Maybank prediksi BI akan tahan suku bunga acuan

Analis juga mengantisipasi bahwa meskipun tampak agresif, The Fed tidak akan berkomitmen melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut, dan akan mempertahankan pendekatan ad hoc saat ini. Analis menilai, pemotongan besar suku bunga secara mendadak sebesar 50 basis poin tampak berlebihan, karena secara historis, pemotongan lebih besar dan pemotongan antara pertemuan dilakukan saat terjadi resesi dan meningkatnya angka pengangguran.

"The Fed mengakui bahwa prospek ekonomi makro penuh dengan ketidakpastian,  tetapi masih melihat pelonggaran kebijakan sebagai 'penyesuaian pertengahan siklus' dan bukan penghentian resesi," jelas tim analis.

Baca Juga: Lewat kicauan di Twitter, Trump minta The Fed pangkas suku bunga 1%

"Dalam pandangan kami, pertumbuhan AS telah mencapai puncak dan kemungkinan akan melambat. Akan tetapi kami tidak memprediksi resesi akan muncul dalam waktu dekat (tergantung pada tindakan Fed)." 

Bank asal Denmark ini menyarankan, jika Fed benar-benar berharap untuk mendongkrak kembali perekonomian dan market, bank sentral AS harus berkomitmen untuk melakukan lebih banyak pelonggaran kebijakan, atau memulai pemangkasan suku bunga yang lebih dalam dan lebih cepat.

Market secara luas mengharapkan The Fed menyetujui pemotongan lanjutan sebesar 25 basis poin pada pertemuan September, dan mungkin satu kali lagi sebelum akhir tahun.




TERBARU

[X]
×