kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Redam ketegangan dagang, China bebaskan tarif impor kedelai AS sebanyak 10 juta ton


Selasa, 22 Oktober 2019 / 20:38 WIB
Redam ketegangan dagang, China bebaskan tarif impor kedelai AS sebanyak 10 juta ton


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China menawarkan kuota impor bebas tarif sebanyak 10 juta ton kepada pabrik lokal dan internasional yang menggunakan bahan baku kedelai untuk mendatangkan komoditas pertanian itu dari Amerika Serikat (AS).

Sumber Reuters mengatakan, dalam sebuah pertemuan dengan pelaku usaha, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China memberi penawaran kuota untuk mengimpor kedelai AS kepada perusahaan milik negara, swasta, dan multinasional.

Sayang, tidak seorang pun di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China yang menjawab telepon dari Reuters.

Baca Juga: Trump yakin kesepakatan dagang berjalan baik, meski China cari cara untuk membalas AS

Yang jelas, pertemuan itu terjadi setelah sehari sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengatakan, China telah setuju untuk membeli hingga US$ 50 miliar produk pertanian negeri uak Sam setiap tahun selama pembicaraan perdagangan awal bulan ini.

Tapi, para traders di Singapura mengungkapkan kepada Reuters, seminggu setelah pembicaraan perdagangan dengan AS, China membeli setidaknya delapan kargo atau 480.000 ton kedelai dari Brasil senilai US$ 173 juta dan menjauhi pasar AS.

"Pembeli China telah membeli banyak kedelai Brasil. Pemerintah mengirim pesan kepada importir untuk memperhatikan gambaran besar," kata sumber lain, merujuk pada keinginan Beijing untuk menunjukkan niat baik dalam pembicaraan dagang dengan AS.

Baca Juga: Wakil Menteri Luar Negeri China: Ada kemajuan dalam perundingan dagang dengan AS

Dalam Forum Xiangshan di Beijing hari ini, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng menyatakan, China dan AS telah mencapai beberapa kemajuan dalam perundingan dagang. Sebab, tdak ada negara makmur tanpa bekerjasama dengan negara lain.

Menurut Le, dunia ingin China dan AS mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama 15 bulan. Itu tentu membutuhkan keterbukaan ketimbang penghilangan negara-negara atau perang dingin yang baru.

"Selama kita saling menghormati dan mencari kerjasama yang setara, tidak ada perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan antara China dan Amerika Serikat," kata Le. "Apa yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat China. Kami tidak ingin mengambil apapun dari orang lain. Tidak ada yang namanya China menggantikan siapapun atau mengancam siapapun," imbuhnya.




TERBARU

[X]
×