Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Kredibilitas industri e-commerce China menghadapi tantangan berat. Regulator perdagangan online China mewanti-wanti raksasa belanja online agar tidak melakukan pelanggaran pada "Singles Day".
Festival Singles Day merupakan hari belanja online terbesar sepanjang tahun. Hari belanja online tersebut jatuh setiap 11 November dan membukukan transaksi hingga miliaran dollar.
Transaksi di Singles Day menjadi barometer utama perkembangan industri e-commerce China. Tahun lalu, transaksi Alibaba di Singles Day mampu menembus US$ 14 miliar.
State Administration for Industry and Commerce (SAIC) menyatakan, pihaknya telah bertemu dan mengingatkan Alibaba, JD.com, Amazon.com Inc, Baidu Inc, Tencent Holdings dan sejumlah perusahaan e-commerce lain.
Isi peringatan SAIC adalah agar menghindari praktik penjualan barang palsu, melaporkan data transaksi palsu dan praktik penipuan sejenis. "SAIC akan memperketat fungsi pengawasan. Kami akan memonitor dan mengatur transaksi perdagangan online agar berjalan sesuai aturan yang berlaku," ujar SAIC seperti dikutip Reuters, Selasa (8/11).
Alibaba, Amazon, Baidu dan Tencent enggan memberi komentar terhadap pernyataan SAIC. Asal tahu saja, tahun lalu SAIC melontarkan peringatan yang sama terhadap seluruh pelaku industri e-commerce.
Tahun ini, SAIC melakukan pengawasan lebih ketat setelah regulator Amerika Serikat, Securities and Exchange Commission (SEC) menyelidiki Alibaba.
Fokus investigasi SEC adalah transaksi yang dilaporkan Alibaba pada Singles Day. Sejumlah merchant bahkan mempertanyakan tentang laporan transaksi Singles Day. Mereka meragukan transaksi yang terjadi setinggi yang dilaporkan.
Asal tahu saja, Singles Day meluncur pada tujuh lalu. Pelopor hari belanja online ini adalah Alibaba. Singles Day menjadi pusat perhatian pelaku pasar global karena transaksi penjualannya telah melewati hari belanja online terpopuler di AS yakni Cyber Monday dan Black Friday.