kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Resesi AS Kian Menekan Mata Uang Negeri Jiran


Kamis, 16 Oktober 2008 / 08:45 WIB
Resesi AS Kian Menekan Mata Uang Negeri Jiran
ILUSTRASI. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dihadirkan pada jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, Minggu (28/2/2021) dini hari. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KUALA LUMPUR. Mata uang Malaysia, ringgit, kian tertekan hebat. Hari ini, ringgit melemah ke level terendah sejak 2007 lalu. Pelemahan kurs ini disebabkan adanya kekhawatiran perekonomian Asia akan semakin melambat seiring dengan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan menuju resesi.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 08.42 waktu setempat, ringgit mengalami pelemahan 0,3% menjadi 3,5225 per dolar AS. Mata uang di Negeri Jiran tersebut juga sempat mencapai posisi 3,5275, yang merupakan terendah sejak 3 Januari 2007.

Itu artinya, sudah dua hari ini ringgit terus melemah akibat anjloknya saham-saham di AS. Padahal, Malaysia 11% dari ekspor Malaysia berasal dari Negeri Uwak Sam tersebut. Pasar AS merupakan pangsa pasar kedua terbesar bagi Malaysia setelah Singapura.

Presiden Federal reserve San Francisco Janet Yellen kemarin mengatakan, US kemungkinan besar sudah memasuki era resesi di mana perekonomian negeri adi daya itu saat ini benar-benar melambat.

“AS saat ini mengarah ke resesi dan hal itu akan berdampak pada tingkat ekspor negara-negara Asia. Itu sebabnya banyak investor yang kemudian mundur secara teratur,” jelas Ang Kok Heng, chief investment officer Phillip Capital Management di Kuala Lumpur.

Pemerintah Malaysia memang sudah memprediksi akan terjadinya perlambatan pertumbuhan akibat krisis finansial global ini. Pada 14 Oktober lalu, Bank Negara Governor Zeti Akhtar Aziz di Washington mengatakan Produk Domestik Bruto Malaysia hanya akan tumbuh 4% tahun depan. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam delapan tahun terakhir. Pada 20 Oktober mendatang, Pemerintah Malaysia berencana mengumumkan “rencana stabilisasi perekonomian”.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×