Sumber: Channel News Asia | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Sebagian besar perkiraan defisit berasal dari pengeluaran stimulus besar-besaran yang sengaja digelontorkan untuk menjaga perekonomian tetap bertahan dan mencegah meluasnya depresi ekonomi.
Pemerintah Australia setidaknya sudah menggelontorkan sekitar A$ 289 miliar stimulus ekonomi untuk melindungi negara dan warganya.
Frydenberg menjelaskan bahwa stimulus ini umumnya dialokasikan untuk mendukung para pekerja, bisnis, dan para pensiunan.
Akibat wabah ini juga angka pengangguran di Australia melonjak tajam. Sekarang jumlahnya mencapai 7,4%, tertinggi dalam dua dekade. Angka ini diperkirakan akan naik sampai 9,3% pada Desember nanti.
Melihat kondisi yang makin buruk ini pemerintah Australia tetap percaya diri memperkirakan bahwa ekonomi bisa tumbuh kembali pada kuartal ketiga mengingat pembatasan sosial sudah mulai longgar dan masyarakat sudah mulai kembali bekerja.
Terakhir, Frydenberg memperkirakan GDP Australia mampu tumbuh sampai 2,5% di tahun 2021 dengan asumsi bahwa pembatasan sosial skala Internasional akan dicabut pada bulan Januari.
Baca Juga: WHO: Secara realistis, vaksin corona baru bisa digunakan tahun 2021