Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Raksasa tambang Anglo-Australia Rio Tinto menunjuk, Matthew Holcz sebagai kepala divisi bijih besi, unit bisnis paling menguntungkan perusahaan.
Bersamaan dengan itu, Rio Tinto juga mengumumkan restrukturisasi operasi menjadi tiga unit utama: bijih besi, aluminium dan litium, serta tembaga.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi CEO baru, Simon Trott, yang sebelumnya memimpin bisnis bijih besi.
Baca Juga: Rio Tinto Berencana Tingkatkan Investasi Tembaga di AS Usai Kebijakan Tarif Trump
Trott ingin menyederhanakan struktur perusahaan sekaligus memperkuat fokus pada aset yang paling menguntungkan, sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya.
Holcz akan memimpin divisi bijih besi terintegrasi yang mencakup operasi Rio Tinto di Australia Barat serta Kanada. Divisi ini juga akan memasukkan proyek Simandou di Guinea setelah rampung.
Sementara itu, Jerome Pecresse tetap memimpin divisi aluminium dan kini juga akan mengawasi bisnis litium, termasuk akuisisi terbaru Rio Tinto atas Arcadium Lithium.
Katie Jackson tetap mengepalai divisi tembaga yang berfokus pada peningkatan produksi di tambang Oyu Tolgoi di Mongolia.
Di luar tiga unit inti, bisnis borates serta iron and titanium akan dialihkan ke portofolio Chief Commercial Officer Bold Baatar untuk ditinjau secara strategis.
Rio Tinto menyebutkan akan memberikan pembaruan lebih lanjut, termasuk potensi penjualan unit titanium yang saat ini tengah menghadapi harga lemah dan tingkat keuntungan rendah.
Baca Juga: Rio Tinto Minta Pemerintah Australia Bailout Smelter Aluminium Tomago
Perubahan ini sekaligus menandai kepergian Sinead Kaufman, yang memimpin divisi Minerals, pada akhir Oktober setelah hampir 30 tahun berkarier di Rio Tinto.
Selain itu, posisi Chief Executive Australia yang dijabat Kellie Parker juga akan dihapuskan.
Parker akan tetap berada di posisi tersebut selama masa transisi sebelum tanggung jawabnya dialihkan.