Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pangsa pasar itu ”sebagian besar telah pergi ke Eropa dan Jepang untuk permesinan dan ke Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, dan Vietnam untuk peralatan elektronik dan listrik,” demikian temuan hasil studi tersebut.
Baca Juga: Global Times: China siap negosiasi kesepakatan dagang fase dua dengan AS
Penelitian ini tidak membahas berapa banyak pangsa pasar yang mungkin diperoleh oleh pemasok AS, atau apakah negara lain membebankan harga yang lebih tinggi daripada perusahaan China.
Fakta bahwa harga barang-barang China dalam mata uang dollar belum turun juga dapat diartikan bahwa penurunan sekitar 10% dalam nilai mata uang China sejak tarif pertama diberlakukan belum digunakan oleh para eksportir untuk menjaga daya saing, seperti yang diklaim oleh pejabat AS.
Baca Juga: Perang Dagang AS-China memanas, kucuran investasi asing ke Penang semakin deras
Hasil kesimpulan para peneliti menunjukkan, sebagai gantinya, pelemahan nilai mata uang berfungsi "untuk menghasilkan keuntungan pada setiap unit penjualan" bagi eksportir China.