Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Banyak pelajaran menarik yang diberikan oleh Robert Kiyosaki tentang investasi dan keuangan. Salah satunya yakni cara membedakan uang palsu dengan uang asli.
Dalam blog resminya Richdad.com, Kiyosaki mengatakan, pelajaran pertama dalam “Rich Dad Poor Dad” adalah orang kaya tidak bekerja untuk uang palsu.
"Ketika saya menulis buku saya, 'Fake: How Lies are Making the Poor and the Middle Class Poorer', saya memodifikasinya menjadi, 'The rich do not work for fake money'," jelasnya.
Untuk memahami modifikasi itu, Anda harus mengetahui dulu sejarah singkat tentang uang dunia.
Dunia akan segera berubah
Kiyosaki bercerita, sebagai seorang pemuda yang dalam perjalanan tugas kedua di Perang Vietnam pada tahun 1972, dia mendapat sepucuk surat dari Rich Dad (ayah dari sahabatnya) yang berbunyi: 'Presiden Nixon mengambil dolar dari standar emas. Awas, dunia akan segera berubah.'
"Saya tidak terlalu tahu apa maksud Rich Dad saat itu, tetapi saya tertarik. Saya membaca The Wall Street Journal untuk mencari jawaban. Salah satu artikel yang menarik perhatian saya adalah tentang emas. Harga berfluktuasi dari US$ 35 per ons menjadi US$ 40 hingga US$ 60 per ons," ceritanya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Gagal Lebih Banyak Berarti Berusaha Lebih Keras
Melihat hal itu, Kiyosaki dan seorang rekan pilot bernama Ted, terbang dari kapal induk melintasi laut sejauh 25 mil ke wilayah musuh. Mereka berharap menemukan dealer emas dan mendapatkan kesepakatan yang bagus.
"Kami mencoba bernegosiasi dengan seorang wanita tua di sebuah desa kecil, tawaran pembukaan kami adalah US$ 40 per ons. Sedikit yang kami tahu, harga emas spot adalah US$ 55. Wanita mungil yang kami ajak tawar-menawar hanya menyeringai dan mungkin berpikir, kami berdua idiot. 'Apakah Anda tidak tahu bahwa harga spot emas adalah sama di seluruh dunia?'," kenangnya.
Kiyosaki bersukur bisa keluar dari sana tanpa terdeteksi oleh musuh. Akan tetapi, mereka berdua jelas tidak mendapatkan kesepakatan untuk mendapatkan emas.
"Tapi yang terpenting, kami mendapat pelajaran tentang uang asli," jelasnya.
Baca Juga: Peringatan Warren Buffett: Masa Ekonomi Sulit Bakal Datang dalam Waktu Dekat
Dampak Nixon mengubah uang menjadi mata uang
Pada tahun 1971, Presiden AS Richard Nixon mengubah aturan uang. Tahun itu, dolar AS tak lagi menjadi uang dan menjadi mata uang. Ini adalah salah satu perubahan terpenting dalam sejarah modern, tetapi hanya sedikit orang yang mengerti alasannya.
Sebelum tahun 1971, dolar AS adalah uang nyata yang dikaitkan dengan emas dan perak, itulah sebabnya dolar AS dikenal sebagai sertifikat perak.
Setelah tahun 1971, dolar AS menjadi Federal Reserve Note—IOU dari pemerintah AS. Alih-alih dolar kita menjadi aset, itu berubah menjadi liabilitas.
"Saat ini, AS adalah negara pengutang terbesar dalam sejarah karena perubahan ini," jelas Kiyosaki.
Melihat sekilas sejarah uang modern, mudah dipahami mengapa perubahan tahun 1971 begitu penting.
Setelah Perang Dunia I, sistem moneter Jerman runtuh. Ada banyak alasan untuk ini, salah satunya karena pemerintah Jerman diizinkan mencetak uang sesuka hati. Banjir uang menyebabkan inflasi yang tidak terkendali.
Pada tahun 1913, sepasang sepatu berharga 13 mark. Pada tahun 1923, sepasang sepatu yang sama itu bernilai 32 triliun mark!
Baca Juga: Robert Kiyosaki dan Charlie Munger Berbeda Pandangan Soal Investasi di Bitcoin
"Ketika inflasi meningkat, tabungan kelas menengah terhapus. Dengan hilangnya tabungan mereka, kelas menengah menuntut kepemimpinan baru. Adolf Hitler terpilih sebagai Kanselir Jerman pada tahun 1933 dan, seperti yang kita ketahui, Perang Dunia II diikuti dengan pembunuhan jutaan orang Yahudi," ceritanya.
Apa itu uang palsu?
Ketika Presiden Nixon mengambil dolar AS dari standar emas pada tahun 1971, dolar AS menjadi uang palsu. Untuk memahami bagaimana melepas dolar dari standar emas mengubah dolar AS menjadi uang palsu, simak penjelasan berikut.
Ketika mata uang tidak terikat dengan uang asli, pemerintah dapat mencetak lebih banyak uang begitu saja. Hal ini menyebabkan inflasi, mendevaluasi daya beli mata uang itu.
Ini bukan hal baru. Negara-negara dari Roma kuno hingga Republik Weimar Jerman hingga Zimbabwe modern telah mencetak atau menurunkan nilai uang sampai tidak bisa kembali. Ini menghasilkan hiperinflasi di mana uang benar-benar menjadi tidak berharga dan orang menggunakannya untuk membuat api daripada membeli barang.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Rich Dad Berpesan Bekerja Keras dan Menabung Tak Akan Bikin Kaya
"Meskipun saat ini kita tidak mengalami hiperinflasi, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, AS menghadapi tingkat inflasi tertinggi dalam sejarah. Mengingat ketidakamanan global antara pandemi dan perang, tidak sulit membayangkan skenario di mana kita melihat hiperinflasi. Pertanyaannya adalah bagaimana Anda mempersiapkan diri seperti yang dilakukan orang kaya?" urainya.
Uang bukan lagi uang
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sejak Nixon mengeluarkan dolar dari standar emas pada tahun 1971, uang bukan lagi uang.
Hari ini, dolar adalah mata uang. Nilainya bisa naik dan turun tergantung pada kinerja mata uang lain dan berdasarkan banyak kondisi ekonomi. Dolar tidak terikat pada apa pun dan dapat bergerak ke segala arah dengan sangat cepat.
Pada tahun 2021, Wall Street Journal menulis bahwa dolar “melemah”. Beberapa waktu lalu di tahun 2022, The New York Times menulis, “Dolar yang Menguat Merugikan Mata Uang Lain”.
Tentu saja, yang dimaksud di sini adalah biaya dolar vs nilai dolar. Penabung adalah pecundang dalam ekonomi inflasi karena dolar yang mereka simpan memiliki daya beli yang lebih rendah dari waktu ke waktu.
Tetapi pada saat yang sama, biaya meminjam dolar lebih tinggi di AS, sehingga ada masuknya dolar AS ke AS oleh investor asing, yang memperkuat dolar. Seperti yang ditulis oleh “The New York Times”, akibatnya mata uang negara-negara lain telah melemah, mengganggu pasar di beberapa ekonomi terbesar di dunia, dari Jepang, China, India, hingga Inggris.
Semua ini dimungkinkan karena dolar AS bukan lagi uang melainkan mata uang.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Bocorkan Bagaimana Belajar Seperti Orang Kaya, Penasaran?
Jadi, apa artinya dolar adalah mata uang?
Dolar sebagai mata uang hanyalah kendaraan untuk memindahkan kekayaan dari satu daerah ke daerah lain.
Misalnya, investor cerdas yang melihat kekalahan di pasar obligasi datang pada tahun 2016 kemungkinan besar memindahkan kekayaan mereka dari obligasi ke sektor lain yang mendapat keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi dan dolar yang meningkat.
"Saat ini, dengan inflasi yang tinggi, investor yang cerdas kemungkinan besar beralih ke komoditas. Semuanya bersifat siklus, tetapi orang kaya mengetahui bahwa uang yang asli sekarang ditemukan di aset, bukan di mata uang yang mengalami naik turun," jelasnya.