Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Robert Kiyosaki, penulis buku laris Rich Dad Poor Dad, kembali menjadi sorotan setelah membagikan pandangan kontroversial dan inspiratif seputar penyebab utama mengapa sebagian orang tetap hidup dalam kondisi finansial yang buruk.
Melalui unggahan terbarunya di platform X (sebelumnya Twitter), Kiyosaki menekankan pentingnya kekuatan kata-kata dalam membentuk masa depan seseorang.
Kata-Kata adalah Cerminan Pikiran dan Masa Depan
Mengutip financialexpress, dalam pesannya yang diberi judul “Satu Alasan Mengapa Orang Miskin Tetap Miskin”, Kiyosaki menuliskan bahwa manusia menjadi seperti kata-kata yang mereka ucapkan setiap hari. Ia mengutip nasihat dari "ayah kaya"-nya—figur yang menjadi pusat filosofi bukunya—yang mengatakan:
“Orang menjadi seperti kata-kata mereka. Jangan pernah mengatakan 'tidak' pada apa pun.”
ONE REASON poor people REMAIN POOR.
In Sunday School I learned:
“And the word became flesh…and dwelt amongst us.”
My rich dad agreed adding:
“We become our words.”
That is why rich dad demanded I never say:
“I can’t afford it.” Or
“I can’t do that.”
He said “Those are… — Robert Kiyosaki (@theRealKiyosaki) April 15, 2025
Bagi Kiyosaki, kata-kata seperti “Saya tidak mampu membelinya” atau “Saya tidak bisa melakukan itu” merupakan bentuk pemrograman pikiran yang membatasi kemampuan seseorang. Sebaliknya, ia menyarankan menggantinya dengan:
“Bagaimana saya bisa membelinya?” atau “Bagaimana saya bisa melakukannya?”
Pergeseran kata ini, menurutnya, akan membuka pikiran untuk mencari solusi daripada mengunci diri dalam keterbatasan.
“Kata Telah Menjadi Daging”: Rujukan Alkitab dan Kritik Publik
Kiyosaki juga mengutip ayat dari Injil Yohanes 1:14—"Dan Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita"—untuk menguatkan keyakinannya terhadap kekuatan kata-kata. Ayat ini, dalam konteks kepercayaan Kristen, merujuk pada manifestasi Tuhan dalam sosok Yesus Kristus. Namun, interpretasi Kiyosaki memicu kontroversi.
“Dalam Sekolah Minggu saya belajar: 'Dan Firman itu menjadi daging… dan tinggal di antara kita'. Itu berarti kata-kata memiliki kekuatan nyata yang bisa mewujud dalam kehidupan,” tulisnya.
Banyak netizen menyambut baik pesan tersebut dan membagikan pengalaman pribadi mereka mengenai kekuatan pikiran positif dan bahasa yang membangun. Namun, sebagian lainnya mengkritik penggunaan ayat Alkitab tersebut, menyebut bahwa tafsiran Kiyosaki melenceng dari makna teologis sebenarnya.
Baca Juga: Terungkap! 4 Rahasia Robert Kiyosaki yang Bisa Membuatmu Kaya Raya
Reaksi Netizen: Antara Inspirasi dan Kecaman
Unggahan Kiyosaki menimbulkan gelombang reaksi beragam. Sebagian besar netizen mendukung gagasan bahwa kata-kata membentuk tindakan, dan pada akhirnya tindakan membentuk masa depan.
“Benar sekali. Kata-kata yang kita ucapkan membentuk pikiran kita, dan pikiran membentuk tindakan. Saya sendiri merasakannya. Ketika saya berhenti berkata ‘Saya tidak bisa’, dan mulai berkata ‘Bagaimana saya bisa?’, pintu-pintu mulai terbuka,” tulis seorang pengguna X.
Yang lain menambahkan,
“Saya percaya bahwa pikiran sadar dapat memanifestasikan diri dalam dunia fisik melalui cara yang tidak kita pahami. Orang dengan sikap dan pandangan hidup positif cenderung jauh lebih berhasil.”
Namun, tak sedikit pula yang menentang. Beberapa menyatakan bahwa Kiyosaki telah mengaburkan makna spiritual dari ayat Alkitab untuk mendukung gagasan duniawinya tentang kekayaan.
“Ayat itu berbicara tentang Yesus, bukan tentang afirmasi positif,” tulis seorang pengguna X.
“Kekayaan sejati adalah mengenal Kristus, bukan sekadar uang,” tambah lainnya.
Baca Juga: Terjebak Gaji Bulanan? Robert Kiyosaki Bongkar Rahasia Keluar dari Rat Race!
Kata-Kata: Alat Gratis, Tapi Berdampak Luar Biasa
Kiyosaki menutup pesannya dengan pengingat yang cukup menggugah:
“Berita terbaiknya: kata-kata itu gratis.”
Dalam dunia yang kerap dibatasi oleh akses, pendidikan, dan modal, Kiyosaki menekankan bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk mengubah hidup mereka hanya dengan cara berpikir dan berbicara yang berbeda.