Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis buku laris Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali menggemparkan jagat media sosial dengan pernyataan terbarunya mengenai kondisi ekonomi global.
Dalam unggahan di akun X (sebelumnya Twitter) pada tanggal 30 April, Kiyosaki menyampaikan kekhawatirannya bahwa ketakutan akan pengangguran kini menyebar “seperti virus di seluruh dunia.”
Ia mengakhiri unggahan tersebut dengan ucapan "take care", sebagai bentuk empati terhadap jutaan orang yang sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi.
FEAR of UNPLOYMENT spreads like a virus across the world.
Obviously, this fear is not good for the global economy.
As warned in an earlier book, Rich Dads Prophecy, the biggest market crash, a crash that is leading to the recession we are in…. and possible New Great… — Robert Kiyosaki (@theRealKiyosaki) April 30, 2025
Ramalan Depresi Besar Baru: Akankah Kiyosaki Terbukti Benar?
Dalam postingan yang sama, pria berusia 78 tahun ini mengaitkan pernyataannya dengan ramalan yang pernah ia buat dalam buku sebelumnya, Rich Dad’s Prophecy (2004). Ia menyebutkan bahwa ia berharap ramalan mengenai datangnya “Depresi Besar Baru” akan terbukti salah.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: 5 Langkah Penting untuk Generasi Baby Boomer Sebelum Pasar Ambruk
Namun, ia juga mengingatkan bahwa krisis keuangan justru dapat menjadi “kesempatan seumur hidup” bagi mereka yang siap dan tidak panik. Pernyataan ini merujuk pada pengalamannya menghadapi krisis keuangan global tahun 2008, di mana ia mampu memanfaatkannya sebagai momen belajar dan bertumbuh secara finansial.
"Jika saya benar... dan ekonomi global runtuh... ingatlah, kehancuran bagi mereka yang siap—bukan panik—bisa menjadi peluang seumur hidup." — Robert Kiyosaki
Inspirasi dari Warren Buffett: Saat Aset Nyata ‘Dijual Murah’
Mengutip filosofi investasi dari Warren Buffett, Kiyosaki mendorong masyarakat untuk tetap bijak dan tidak larut dalam kepanikan. Dalam krisis, aset riil seperti properti, emas, dan komoditas seringkali dijual di bawah nilai pasar, menciptakan peluang bagi investor jangka panjang.
Ia menyebut masa-masa seperti ini sebagai saat “real assets go on sale”, menandakan peluang besar bagi mereka yang berpikir strategis dan tidak terjebak dalam aksi jual panik (panic selling).
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Banyak Orang Kaya yang Tiba-Tiba Bangkrut saat Krisis Global
Mengutip financialexpress, dalam unggahan sebelumnya, Kiyosaki menjelaskan prinsip dasar investasi yang sering diabaikan investor pemula: “Keuntungan Anda dibuat saat Anda membeli, bukan saat Anda menjual.”
Artinya, harga beli yang bijak dalam kondisi pasar rendah adalah kunci dari hasil maksimal di masa depan. Prinsip ini menekankan pentingnya keberanian mengambil posisi saat mayoritas pasar dalam kondisi takut, sebagaimana yang dilakukan oleh investor legendaris seperti Warren Buffett.
Bitcoin: Apakah Keterpurukan Menjadi Kesempatan?
Menyinggung pasar kripto, Kiyosaki mengajukan pertanyaan reflektif: “Jika Bitcoin jatuh ke $300 per koin... apakah Anda akan menangis atau merayakannya?” Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menggugah cara berpikir audiensnya terhadap peluang dan ketakutan.
Ia mengingatkan kembali pentingnya melihat krisis sebagai peluang akumulasi, bukan sebagai momen untuk panik.
Menghadirkan sisi inspiratif dalam pesannya, Kiyosaki menyertakan kutipan dari tokoh-tokoh besar seperti Oprah Winfrey, Abraham Lincoln, Benjamin Franklin, dan George Paterno. Kutipan tersebut digunakan sebagai bentuk motivasi dan dorongan mental bagi investor dan masyarakat umum untuk tetap tenang, waspada, namun berpikir jangka panjang.