Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis buku keuangan populer Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali mengeluarkan peringatan keras kepada dunia finansial.
Dalam pernyataannya yang terbaru, Kiyosaki mengklaim bahwa dunia mungkin berada di ambang bencana keuangan yang jauh lebih parah daripada krisis global tahun 2008.
Ia menyoroti gejala awal seperti lonjakan pemutusan hubungan kerja massal dan ketidakstabilan pasar saham sebagai tanda awal dari depresi besar berikutnya.
“Saya berharap saya salah. Tapi kalau saya benar, saya ingin orang-orang siap, bukan panik,” kata Kiyosaki.
FEAR of UNPLOYMENT spreads like a virus across the world.
Obviously, this fear is not good for the global economy.
As warned in an earlier book, Rich Dads Prophecy, the biggest market crash, a crash that is leading to the recession we are in…. and possible New Great… — Robert Kiyosaki (@theRealKiyosaki) April 30, 2025
Ramalan Tahun 2004: Sistem Pensiun Rusak dan Ekonomi Global yang Rapuh
Dalam bukunya tahun 2004, Rich Dad’s Prophecy, Kiyosaki memprediksi adanya krisis keuangan besar yang dipicu oleh kerusakan sistem pensiun dan ketidakseimbangan ekonomi global.
Krisis finansial 2008 menjadi semacam pembuktian dari prediksi tersebut. Kini, ia memperingatkan bahwa krisis berikutnya bisa lebih besar dan lebih menghancurkan.
“Resesi kali ini bisa berubah menjadi depresi penuh,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa situasi seperti ini bisa menjadi peluang langka bagi mereka yang siap dan mampu mengambil tindakan tepat.
Warren Buffett dan Dana Tunai Rp5.300 Triliun: Sinyal Bahaya?
Mengutip etnownews, kekhawatiran Kiyosaki semakin diperkuat dengan langkah strategis Warren Buffett yang saat ini dikabarkan memegang cadangan kas senilai $325 miliar—terbesar sepanjang karier investasinya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Jangan Panik, tapi Bersiaplah untuk Kejatuhan Pasar Saham Terbesar!
Buffett juga disebut telah menjual sejumlah besar saham, sebuah sinyal yang menurut Kiyosaki bisa berarti bahwa investor legendaris itu tengah bersiap menghadapi kejatuhan pasar besar-besaran.
“Apa yang Buffett persiapkan, menurut Anda?” tanya Kiyosaki, menyiratkan bahwa langkah Buffett mungkin berkaitan dengan strategi membeli aset berkualitas saat harganya anjlok drastis.
Aset Riil: Strategi Bertahan dalam Krisis Keuangan Mendatang
Daripada terjebak dalam ketakutan, Kiyosaki mendorong publik untuk bergerak dengan cerdas secara finansial. Ia menyarankan investasi dalam aset nyata seperti emas, perak, minyak, properti, dan bahkan Bitcoin. Ia menilai bahwa pasar yang terpuruk justru memberi peluang membeli aset berharga dengan harga diskon.
“Kalau Bitcoin jatuh kembali ke $300 per koin... apakah Anda akan menangis atau merayakannya?” tantangnya.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: 5 Langkah Penting untuk Generasi Baby Boomer Sebelum Pasar Ambruk
Edukasi Keuangan: Kunci Selamat dari Resesi Global
Kiyosaki menutup peringatannya dengan menekankan pentingnya edukasi keuangan. Ia menyarankan individu untuk mempersiapkan dana darurat, menghindari utang konsumtif, dan terus belajar tentang keuangan.
“Krisis bukan bencana bagi mereka yang siap. Krisis adalah diskon,” tegasnya. Ia mengajak semua pihak untuk tetap tenang, terus belajar, dan mengambil langkah-langkah konkret demi masa depan keuangan yang lebih aman.