kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rokok elektrik dilarang di AS, Philip Morris batal akuisisi pemilik Juul


Kamis, 26 September 2019 / 19:45 WIB
Rokok elektrik dilarang di AS, Philip Morris batal akuisisi pemilik Juul
ILUSTRASI. Produsen Rokok Terbesar di Dunia - Phillip Morris


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rokok asal Amerika Serikat (AS), Philip Morris International Inc. mundur dari kesepakatan merger dengan Altaria Group Inc untuk memiliki Juul Labs yang merupakan produsen rokok elektrik atau vape.

Gagalnya kesepakatan ini dikarenakan pelarangan penggunaan rokok vape sehingga dikhawatirkan industri ini akan seret.

Baca Juga: Trump: Kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang dengan China bisa lebih cepat

Seperti diketahui, Altria Group Inc memiliki saham Juul Labs sebesar 35% dari total saham. Padahal, bulan lalu Philip Morris mengumumkan kesepakatan merger ini sudah tahap akhir dengan nilai US$ 187 miliar. Philip bahkan telah merencanakan peluncuran produk pemanas rokok elektrik secara bersama-sama, bernama iQOS di AS.

Masuknya Philip Mooris pada rokok elektrik, berpotensi mendominasi pasar vape secara global. Hal ini memperlihatkan bagaimana perusahaan – perusahaan rokok bersatu kembali dalam satu dekade setelah pecah dan menciptakan industri lebih besar dengan nilai pasar US$ 187 miliar, atau tiga kali lipat dari saingan terdekatnya, British American Tobacco Plc.

Ketika kesepakatan hampir beres, Philip Morris justru menjauh dari negosiasi. Penyebabnya, perusahaan khawatir risiko pelarangan rokok Vape ini, menurut sumber yang tahu tentang kesepakatan tersebut. Philip Morris juga prihatin dengan kinerja sahamnya, di mana investor khawatir kesepakatan tersebut akan membuat mereka tidak suka.

Rokok elektrik seperti vape, menguapkan cairan yang mengandung Nikon dan ini menjadi kekhawatiran dari berbagai negara. Pengawasan ketat di pasar dalam negeri terjadi ketika para remaja menggunakan rokok elektrik ini.

Baca Juga: Perang dagang mereda kian nyata, China siap membuat kemajuan dengan AS

Akibatnya, perusahaan menghadapi larangan pemerintah AS sehingga mereka menangguhkan semua iklan di negara itu.

Beberapa investor skeptis bahwa sinergi kedua perusahaan akan menghasilkan kesepakatan dan peningkatan bisnis yang stabil dengan potensi peningkatan jumlah kematian dan penyakit dari penggunaan vape yang dilaporkan di Amerika Serikat. Kondisi ini memungkinkan Philip mengakhiri kesepakatan tersebut.

Presiden AS Donald Trump berniat menghilangkan semua produk rokok elektrik di rak-rak toko seiring meningkatnya popularitas produk ini di kalangan remaja. Pengguna dari kalangan siswa sekolah menengah meningkat lebih dua lipat selama dua tahun terakhir, sebanyak 27,5% remaja telah mencoba rokok ini dalam sebulan terakhir menurut data pemerintah Federal AS.

Para pejabat di bidang kesehatan tengah menyelidiki ratusan wabah penyakit paru-paru dan sembilan kematian terkait vape. Terkait hal ini, Juul tidak berencana untuk melobi pemerintah atas larangan tersebut.

Baca Juga: AS jatuhkan sanksi ke Tiongkok, China: Kerjasama dengan Iran adalah sah dan legal!

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) awal bulan ini memperingatkan perusahaan tentang memasarkan produknya lebih aman dibandingkan penjualan rokok tradisional dan meminta mereka mengumpulkan dokumen dan informasi dalam 30 hari.

Rencananya, FDA akan menarik semua rokok elektrik di pasar beriringan dengan pelarangan di beberapa pasar yang mendorong penjualan Juul menurun sekitar US$ 25 miliar, dari US$ 38 miliar ketika Altria berinvestasi lebih besar menurut Morgan Stanley.

Korea Selatan dan India pekan lalu menjadi negara terbaru setelah Brasil dan Thailand yang melarang atau memperingatkan terkait dampak dari penjualan rokok elektrik. 




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×