Royal berdonasi untuk kesehatan dan pendidikan (4)

Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Di balik kekayaan yang melimpah, kehidupan pribadi John Whittaker rupanya tak semulus karier di dunia bisnis. Rumah tangganya dengan sang istri, Patricia Whittaker tak harmonis. Bahkan mereka memutuskan berpisah rumah, meski tidak bercerai. John juga dikenal cukup royal menyumbang untuk kegiatan amal atau filantropi. Donasinya menyebar untuk seni, kebudayaan, pendidikan dan juga kesehatan. Selain seni, ia memiliki kecintaan pada dunia olahraga ski.

Lahir dari keluarga pebisnis tak membuat John Whittaker semasa muda tertarik menekuni dunia bisnis. Jebolan Ampleforth College, Yorkshire, Inggris tersebut justru sempat berkeinginan menjadi pendeta. Pemilik kekayaan senilai US$ 1,4 miliar tersebut memang seorang penganut Katolik yang taat

Namun cita-citanya itu urung terwujud lantaran John diminta mengurusi bisnis keluarganya. Saat itu, keluarganya menjalankan bisnis tekstil dan pertambangan tradisional.

John kemudian mengubah haluan bisnis tersebut menjadi bisnis properti yang menguntungkan. Berkat strategi, kesabaran, dan visinya dalam berbisnis, ia pun mampu menyulap bisnis keluarga menjadi kerajaan bisnis besar lewat kendaraan Peel Group.

Kesuksesan mengelola bisnis ternyata tak diikuti keberhasilan John mengelola rumahtangga. Kehidupan keluarga John dengan sang istri, Patricia Whittaker, tak harmonis. Miliarder yang lahir 14 Maret 1942 di Lancashire, Inggris tersebut ternyata sudah pisah rumah dengan istrinya.

Meski berpisah namun ia tak bercerai dengan Patricia. Sebagai penganut Katolik yang taat, John memegang teguh keyakinannya bahwa bercerai itu dilarang oleh ajaran agamanya.

Dari pernikahannya dengan Patricia, keluarga ini dikaruniai lima orang anak yakni, Mark, James, Kate, John, dan Max.

Disela kesibukan mengurusi bisnis, John tetap menaruh perhatian besar pada hobinya. Salah satunya kecintaan pada dunia seni.

Ia tahu betul bagaimana menghargai karya seni. Ia merupakan kolektor benda seni terutama lukisan, Bahkan ia pernah meminta secara khusus seniman Philip Horrocks untuk melukis empat lukisan yang akan digunakan sebagai salah satu dekorasi pada pembukaan mal megah yang dibangun John, Trafford Centre.

Hobi lain John yakni olahraga ski. Ia memiliki helikopter pribadi untuk membawanya ke puncak salju dan selanjutnya meluncur di papan ski.

Seperti lazimnya miliarder dunia lain, John pun aktif dalam kegiatan filantropi. Ia aktif pada kegiatan filantrofi Peel Group bertajuk Sparks. Kegiatan ini untuk mendukung kesehatan anak yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Selain itu, ia juga mendukung program kebudayaan, olahraga, dan media melalui donasinya terhadap Imperial War Museum North yang terletak di Trafford, Manchester. Museum ini diisi oleh gambaran-gambaran dampak konflik modern yang terjadi baik antar kelompok, maupun antar negara. Setidaknya, John telah mendonasikan dana senilai US$ 19 juta untuk pengembangan Imperial Museum North.

Ia juga menyumbang lahan senilai US$ 27 juta untuk pembangunan Riverside Museum di Glasgow. Diketahui, John juga pernah menggelontorkan bantuan sebanyak £ 1 juta kepada Royal Manchaster Childern Hospital.

Capaian John Whittaker memang jarang dipublikasikan. Namun sebagian analis menilai, John merupakan sosok yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan.

Ia juga dikenal sebagai pebisnis yang punya visi masa depan, tekun, sabar, dan jeli mengambil keputusan tepat.

Salah satu visi masa depannya, ia tunjukkan dalam mega proyek untuk mengoneksikan ekonomi Manchester dan Liverpool yang bernama Ocean Gateway. Di usianya yang sudah 75 tahun, ia menyiapkan proyek lima dekade ke depan untuk membangun wilayah utara Inggris agar bisa menyaingi Ibukotanya, London. Sampai saat ini, Peel Group telah menginvestasikan dana £ 5 miliar ke mega proyek ini. Adapun total investasi proyek tersebut mencapai £ 50 miliar.    

(Selesai)