kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Rusia Didesak untuk Berhenti Gunakan Ranjau Darat di Ukraina


Selasa, 05 April 2022 / 13:34 WIB
Rusia Didesak untuk Berhenti Gunakan Ranjau Darat di Ukraina
ILUSTRASI. Tank lapis baja pasukan pro Rusia melewati pos pemeriksaan selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, Ukraina, Kamis (24/3/2022).


Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Sementara utusan Yordania Pangeran Mired mengatakan,sekitar 80% negara di dunia telah meratifikasi konvensi tersebut. Saat ini, Mired sedang berupaya membuat konvensi ranjau darat menjadi universal.

Mired menyebutkan, masih ada 33 negara yang belum bergabung. Beberapa di antaranya diduga secara kolektif menyimpan puluhan juta ranjau anti-personel di gudang militer. Jutaan di antaranya bahkan diduga sudah terkubur di dalam tanah.

"Beberapa negara yang belum meratifikasi memiliki kekuatan untuk secara signifikan mengubah arus dan menghilangkan senjata yang menghebohkan ini, seperti China, India, Pakistan, Rusia, dan Amerika Serikat," kata Mired.

Meski tidak akan mudah, Mired menyatakan, perlu ada upaya terkoordinasi dan terpadu di tingkat tertinggi untuk mencapai aksesi lebih lanjut agar larangan penggunaan ranjau bisa disetujui semua negara.




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×