Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis (3/3), dia yakin beberapa pemimpin Barat sedang mempersiapkan perang melawan Rusia, dan Moskow akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai akhir.
Operasi militer Rusia di Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan Kyiv tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Lavrov mengungkapkan kepada televisi Pemerintah Rusia.
Tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya, dia juga menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, seorang etnis Yahudi, memimpin "sebuah masyarakat di mana Nazisme berkembang".
Lavrov menyatakan, dirinya tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan, dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hancurkan Proyek Sabuk dan Jalan China di Eropa
Tapi, dia menegaskan, dialog Rusia dengan Barat harus berdasarkan pada rasa saling menghormati.
Lavrov pun menuduh NATO berusaha mempertahankan supremasi, sementara Rusia memiliki banyak niat baik. Jadi, Moskow tidak bisa membiarkan siapa pun merusak kepentingannya.
Rusia tidak akan membiarkan Ukraina menjaga infrastruktur yang mengancam Rusia, dia menyebutkan.
Rusia juga tidak bisa mentolerir apa yang Lavrov katakan sebagai ancaman militer dari Ukraina. Karena itu, dia yakin operasi militer Rusia atas Ukraina benar.
Baca Juga: China Minta Rusia untuk Tidak Serang Ukraina sebelum Olimpiade Musim Dingin Berakhir?
"Pemikiran nuklir terus berputar di kepala politisi Barat tetapi tidak di kepala Rusia," katanya, seperti dikutip Reuters. "Saya meyakinkan Anda, kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang".
Lavrov pun menegaskan, Rusia tidak merasa terisolasi secara politik. Dan, pertanyaan tentang bagaimana kehidupan Ukraina, itu harus rakyatnya yang menentukan, dia menambahkan.
Tanpa memberikan bukti, Lavrov mengatakan, Rusia memiliki informasi bahwa Amerika Serikat khawatir tentang prospek kehilangan kendali atas apa yang dia sebut sebagai laboratorium kimia dan biologi di Ukraina.
Dia juga menuduh Inggris membangun pangkalan militer di Ukraina.