kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia Kantongi US$ 98 miliar dari Ekspor Bahan Bakar Fosil Selama Perang di Ukraina


Senin, 13 Juni 2022 / 16:06 WIB
Rusia Kantongi US$ 98 miliar dari Ekspor Bahan Bakar Fosil Selama Perang di Ukraina
ILUSTRASI. Pipa gas alam di depan logo Gazprom dan bendera Rusia dalam foto ilustrasi yang diambil 8 Februari 2022. Rusia mengantongi US$ 98 miliar dari ekspor bahan bakar fosil selama 100 hari pertama perang di Ukraina. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Rusia mengantongi US$ 98 miliar dari ekspor bahan bakar fosil selama 100 hari pertama perang di Ukraina, dengan Uni Eropa menjadi importir utama, menurut penelitian baru.

Laporan yang terbit pada Senin (13/6) oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Finlandia datang ketika pasukan Rusia terus membuat kemajuan yang lambat namun pasti untuk sepenuhnya merebut wilayah Donbas di timur Ukraina.

Menurut laporan CREA, seperti Al Jazeera lansir, Uni Eropa mengambil 61% dari ekspor bahan bakar fosil Rusia selama 100 hari pertama perang dengan nilai US$ 60 miliar.

Sementara dari sisi negara, importir utama bahan bakar fosil Rusia adalah China dengan nilai US$ 13,2 miliar, Jerman US$ 12,7 miliar, Italia US$ 8,2 miliar, Belanda US$ 8,4 miliar, Turki US$ 7 miliar, Polandia US$ 4,6 miliar, Prancis US$ 4,5 miliar, dan India US$ 3,6 miliar.

Pendapatan migas Rusia datang pertama dari penjualan minyak mentah mencapai US$ 48,2 miliar, diikuti gas pipa US$ 25,1 miliar, produk minyak US$ 13,6 miliar, gas alam cair (LNG) US$ 5,3 miliar, dan batubara US$ 4,8 miliar.

Baca Juga: India & China Jadi Pelanggan Utama Minyak Rusia di Tengah Gempuran Sanksi

Bahkan, ketika ekspor Rusia anjlok pada Mei lalu, dengan negara-negara dan perusahaan menghindari pasokannya selama perang, kenaikan harga bahan bakar fosil terus mengisi pundi-pundi Kremlin, dengan pendapatan ekspor mencapai rekor tertinggi.

Harga ekspor rata-rata Rusia sekitar 60% lebih tinggi dari tahun lalu, menurut CREA. Beberapa negara telah meningkatkan pembelian mereka dari Rusia, termasuk China, India, Uni Emirat Arab, dan Prancis.

"India menjadi importir signifikan minyak mentah Rusia, membeli 18 persen dari ekspor negara itu," kata CREA yang menambahkan, bagian yang signifikan dari minyak mentah diekspor kembali sebagai produk minyak sulingan termasuk ke AS dan negara-negara Eropa.

"Karena Uni Eropa sedang mempertimbangkan sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia, Prancis telah meningkatkan impornya untuk menjadi pembeli LNG terbesar di dunia," ungkap Analis CREA Lauri Myllyvirta, seperti dikutip Al Jazeera.

Karena sebagian besar adalah pembelian spot dibanding kontrak jangka panjang, Prancis secara sadar memutuskan untuk menggunakan energi Rusia setelah invasi ke Ukraina, Myllyvirta mengungkapkan.




TERBARU

[X]
×