Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Seorang pejabat mata-mata militer Ukraina mengatakan, Rusia mulai menyertakan drone alias pesawat nirawak baru yang dibuat dengan harga murah dalam serangan jarak jauhnya ke Ukraina.
Peluncuran drone tersebut bertujuan untuk mencoba mengidentifikasi pertahanan udara, merekam kerusakan, dan bertindak sebagai umpan.
Reuters memberitakan, dua jenis pesawat nirawak baru, yang telah digunakan Rusia dalam lima serangan pesawat nirawak dalam dua hingga tiga minggu terakhir, diproduksi dari bahan-bahan seperti plastik busa dan kayu lapis.
Satu jenis drone membawa kamera dan kartu SIM ponsel Ukraina untuk mengirim gambar kembali ke militer Rusia.
"Mereka mengidentifikasi di mana pasukan bergerak kami diposisikan, di mana senapan mesin yang dapat menghancurkan mereka berada. Mereka mencoba untuk mendapatkan gambaran di mana semua pertahanan udara kami berada," kata Andriy Cherniak, juru bicara badan mata-mata militer.
Rincian yang sebelumnya tidak dilaporkan dari Cherniak adalah bukti lebih lanjut bahwa Rusia berusaha mengadaptasi taktiknya dan mencoba teknologi baru untuk mendapatkan keunggulan selama serangan rudal dan drone hariannya terhadap kota-kota dan infrastruktur Ukraina.
Baca Juga: Presiden Belarusia Janji Bakal Memperluas Kerja Sama dengan Korea Utara
Drone serang Shahed rancangan Iran, yang terbang ke sasarannya dan meledak saat terjadi benturan, telah menjadi andalan serangan udara Rusia sejak mulai digunakan pada tahun pertama invasi skala penuh Rusia yang diluncurkan pada Februari 2022.
Ukraina berusaha keras untuk menyembunyikan lokasi sistem pertahanan udaranya.
Menurut Cherniak, drone Rusia baru dengan kamera tidak membawa bahan peledak tetapi sangat mirip dengan pesawat nirawak Shahed biasa dan terbang berkelompok.
Dia menambahkan, jenis drone baru kedua tidak mengandung bahan peledak atau hanya mengandung sedikit bahan peledak dan digunakan sebagai umpan.
Karena hampir tidak dapat dibedakan dari pesawat nirawak serang biasa dari darat, pesawat ini tetap perlu ditembak jatuh, karena bisa mengungkap lokasi sistem pertahanan udara Ukraina.
Ia mengatakan pesawat nirawak baru tersebut mungkin harganya hanya US$ 10.000 per unit, meskipun jangkauannya jauh. Sehingga, harganya jauh lebih murah untuk diproduksi daripada rudal pertahanan udara.
Baca Juga: Moskow Tawarkan Gaji Besar untuk Warga yang Mau Berperang di Ukraina
Pesawat nirawak tersebut juga dapat terbang pada ketinggian 1.000 m (3.000 kaki), sehingga berada di luar jangkauan senapan mesin dan senapan otomatis, katanya.
Invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi tempat uji coba teknologi perang pesawat nirawak, dengan kedua belah pihak menggunakan pesawat nirawak serang dan pengintai di medan perang secara ekstensif.
Kyiv telah menggelontorkan energi ke dalam produksi pesawat nirawak dalam negeri untuk mempersempit kesenjangan antara kemampuan serangnya dan Moskow, dengan melancarkan serangan pesawat nirawak jarak jauh terhadap target-target Rusia termasuk kilang minyak.
Rusia mengatakan serangan udara jarak jauhnya digunakan untuk melemahkan Ukraina secara militer. Ukraina mengatakan serangan Rusia telah menghantam bangunan-bangunan sipil dan menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas energi sipil serta hilangnya nyawa warga sipil.
Pasukan Rusia menduduki sekitar 18% wilayah Ukraina dan telah membuat kemajuan bertahap di wilayah timur dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menempatkan Kyiv dalam posisi yang kurang menguntungkan di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km (600 mil).