Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – MOSKOW. Rusia menyatakan telah menguasai kota Chasiv Yar di Ukraina timur setelah hampir 16 bulan pertempuran sengit, membuka jalan bagi kemungkinan kemajuan lebih lanjut di wilayah Donetsk.
Dalam pernyataan singkat pada Kamis (31/7/2025), Kementerian Pertahanan Rusia menyebut pasukannya telah "membebaskan" kota tersebut. Namun, klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Baca Juga: Update Tsunami di Jepang 2025 Imbas Gempa Rusia, 2 Juta Orang Diminta Mengungsi
Sementara itu, situs pemetaan open-source Ukraina, DeepState, menunjukkan pasukan Ukraina masih mengendalikan bagian barat kota tersebut.
Chasiv Yar, yang terletak di sebelah barat Bakhmut kota yang jatuh ke tangan Rusia pada 2023 menjadi titik strategis dalam perang yang telah berlangsung lebih dari 3,5 tahun tanpa adanya kemajuan berarti menuju gencatan senjata.
Akibat stagnasi diplomatik ini, Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia dan para pembeli ekspornya mulai pekan depan.
Rusia juga meningkatkan tekanan di kota Pokrovsk, sekitar 60 km barat daya Chasiv Yar.
Menurut analis militer Emil Kastehelmi dari Black Bird Group (Finlandia), kemungkinan pertempuran masih berlanjut di sekitar Chasiv Yar.
“Topografi kota hutan, perairan, bukit, dan bangunan variative telah menguntungkan Ukraina dalam bertahan lebih dari setahun,” ujarnya.
Baca Juga: Trump Umumkan Tarif 25% untuk India dan Denda Tambahan karena Beli Minyak Rusia
Meski demikian, jika kejatuhan kota ini dikonfirmasi, hal itu akan memberi Rusia pijakan baru untuk mendekati Kostiantynivka dari berbagai arah, serta mempersulit jalur logistik Ukraina.
“Rusia juga bisa menempatkan tim drone lebih dekat ke garis depan,” tambahnya.
Pertempuran di Chasiv Yar dimulai sejak April 2024, ketika pasukan parasut Rusia mencapai pinggiran timur kota dan menyerukan pasukan Ukraina untuk menyerah.
Kini kota tersebut dalam kondisi porak poranda. Sebelum perang, Chasiv Yar dihuni lebih dari 12.000 penduduk dan ekonominya bergantung pada industri beton bertulang serta produksi tanah liat untuk bahan bangunan.