Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia telah melaksanakan kontrak pertama untuk pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki. Dan, CEO Rostec State Corporation Rostec Sergei Chemezov mengatakan, pengiriman kedua akan tergantung pada keputusan Ankara.
Melansir TASS, kontrak S-400 pertama dengan Turki sudah Rusia jalankan penuh. Menurut Chemezov, semua komponen sistem pertahanan udara tersebut sudah Moskow kirim ke Turki dan Rusia telah menerima pembayaran penuh dari Ankara.
"Bola sekarang ada di Turki, kami menunggu mitra kami membuat keputusan. Rosoboronexport mempertahankan kontak dengan Turki, diskusi tentang kerjasama di masa depan sedang berlangsung. Kami juga mendiskusikan kemungkinan memproduksi komponen di sana," kata Chemezov.
Sistem pertahanan udara S-400, dia menjelaskan, melibatkan teknologi yang kompleks dan tidak mungkin untuk mulai memproduksinya dari awal.
Pada saat yang sama, terdapat prospek kerjasama pertahanan Rusia-Turki di bidang lain. "Itu adalah kesepakatan unik karena dibuat dengan negara anggota NATO. Kami sedang dalam pembicaraan dengan mitra Turki kami tentang peralatan lain juga, prospeknya ada," ujar Chemezov.
Baca Juga: Turki tetap aktifkan sistem rudal S-400 buatan Rusia, meski AS mengancam
Baca Juga: Sistem pertahanan udara Rusia kian kuat, terima dua set resimen S-400 Triumf
Bisa menyerang target juga
Moskow menandatangani kontrak dengan Ankara untuk pengiriman sistem S-400 pada 2017. Turki menjadi negara anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan udara itu dari Rusia, menarik reaksi negatif dari Amerika Serikat dan aliansi pertahanan tersebut.
Secara khusus, Washington menyatakan, "keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia membuat keterlibatan berkelanjutannya dengan program jet tempur siluman F-35 menjadi tidak mungkin". AS juga mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Turki.
S-400 Triumf, NATO menyebutnya dengan nama SA-21 Growler, adalah salah satu sistem rudal anti-pesawat jarak jauh paling canggih yang mulai beroperasi pada 2007.
Sistem pertahanan udara tersebut dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik, termasuk misil jarak menengah.
Tapi, S-400 Triumf juga dapat digunakan untuk tujuan dasar. Yakni, bisa menyerang target pada jarak hingga 400 km dan ketinggian sampai 35 km.