Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia memiliki "sejumlah besar" aset dan properti Barat di wilayahnya. Aset-aset tersebut dapat menjadi sasaran pembalasan Moskow jika Barat menyita pendapatan dari aset Rusia.
Hal tersebut diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Rabu (19/6/2024).
Mengutip Reuters, para pemimpin negara Kelompok Tujuh (G7) pada pertemuan puncak di Italia pekan lalu sepakat untuk menggunakan bunga dari aset Rusia yang dibekukan di Barat untuk memberikan pinjaman US$ 50 miliar kepada Ukraina.
Rusia mengatakan tindakan tersebut ilegal dan akan merugikan negara-negara Barat karena merusak kepercayaan terhadap sistem keuangan global.
“Negara kami memiliki sejumlah besar dana dan properti Barat yang berada di bawah yurisdiksi Rusia; semua ini mungkin tunduk pada kebijakan pembalasan dan tindakan pembalasan Rusia,” kata Zakharova kepada wartawan.
Dia menambahkan, “Tentu saja, tidak ada seorang pun yang akan mengungkapkan sifat dari tindakan pembalasan ini kepada Anda. Namun senjata untuk melakukan tindakan balasan secara politik dan ekonomi sangat luas.”
Baca Juga: AS dan Prancis Capai Kesepakatan Soal Penggunaan Aset Beku Rusia untuk Ukraina
Para ekonom, pengacara dan pakar mengatakan salah satu tindakan yang paling mungkin dilakukan Rusia adalah menyita aset keuangan dan sekuritas investor asing yang saat ini disimpan dalam rekening khusus “tipe-C”, yang aksesnya telah diblokir sejak awal perang kecuali Moskow memberikan izin.
Sekitar 260 miliar euro (US$ 281 miliar) aset Rusia seperti cadangan bank sentral telah dibekukan akibat sanksi yang dijatuhkan atas perang Moskow di Ukraina.
Sekitar 190 miliar euro asetnya disimpan di Euroclear, sebuah penyimpanan sekuritas sentral yang berbasis di Belgia.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa blok tersebut mungkin akan memberikan sekitar setengah dari pinjaman sebesar US$ 50 miliar kepada Ukraina.
Namun, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, tuan rumah KTT G7, kemudian mengatakan bahwa dana tersebut akan datang dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan mungkin Jepang. Dan negara-negara UE tidak akan terlibat langsung untuk saat ini.
Baca Juga: Ancaman Putin: Jangan Biarkan Ukraina Gunakan Rudal Barat untuk Serang Rusia
Zakharova mengatakan Rusia telah menerima "sinyal langsung" dari beberapa negara G7 bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam tindakan tersebut "karena mereka memahami dampaknya akan sangat merugikan".
Dia tidak menyebutkan nama negaranya atau memberikan rincian lebih lanjut untuk mendukung pernyataan tersebut.