kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rusia: Uni Eropa Akan Merasakan Balasan Penuh atas Rencana Pembekuan Aset


Jumat, 24 Mei 2024 / 07:30 WIB
Rusia: Uni Eropa Akan Merasakan Balasan Penuh atas Rencana Pembekuan Aset
ILUSTRASI. Rusia mengatakan,Uni Eropa akan merasakan pembalasan atas rencana pembekuan aset Rusia untuk membantu Ukraina.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Kamis (23/5/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan,Uni Eropa akan merasakan "sepenuhnya" pembalasan Rusia atas rencananya menggunakan pendapatan dari aset Rusia yang dibekukan untuk membantu Ukraina.

Melansir Reuters, hal tersebut menanggapi pernyataan pemerintah Belgia yang bilang, negara-negara Uni Eropa secara resmi telah mengadopsi rencana untuk menggunakan keuntungan tak terduga dari aset bank sentral Rusia yang dibekukan di UE untuk pertahanan Ukraina.

Rusia mengatakan tindakan tersebut ilegal dan merusak fondasi sistem keuangan global.

“Kita sedang membicarakan upaya lain untuk melegitimasi pencurian di tingkat negara bagian,” kata Zakharova kepada wartawan. 

Dia menambahkan Uni Eropa telah menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dianggap sebagai yurisdiksi yang dapat diandalkan bagi investor.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada hari Kamis bahwa aset-aset Rusia yang diimobilisasi merupakan sumber dukungan potensial bagi Ukraina hingga tahun 2025 dan seterusnya.

Baca Juga: Pentagon: Rusia Meluncurkan Senjata Anti Satelit ke Orbit Rendah Bumi

Para perunding G7 telah berdiskusi selama berminggu-minggu tentang cara terbaik untuk mengeksploitasi aset keuangan Rusia senilai US$ 300 miliar, seperti mata uang utama dan obligasi pemerintah, yang dibekukan tak lama setelah Moskow menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Amerika Serikat berusaha mencari cara untuk meningkatkan pendapatan masa depan dari aset-aset tersebut, baik melalui penerbitan obligasi atau lebih mungkin memberikan pinjaman kepada Ukraina yang menurut mereka dapat memberikan Ukraina sebanyak US$ 50 miliar dalam waktu dekat.

Rusia telah mengancam akan melakukan pembalasan selama berminggu-minggu. Namun pilihan Moskow terbatas ketika menyangkut aset negara dan tidak jelas bentuk pembalasan apa yang mungkin dilakukan.

Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Menunjuk Ekonom untuk Posisi Wakil Menhan

Kemampuan Rusia untuk melakukan pembalasan jika para pemimpin Barat menyita aset-asetnya yang dibekukan telah terkikis oleh berkurangnya investasi asing. Namun Rusia mungkin akan mengincar uang tunai investor swasta.



TERBARU

[X]
×