Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Para pemimpin Uni Eropa sedang membicarakan kemungkinan mengalihkan aset Rusia yang disita untuk membiayai kebutuhan perang Ukraina.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, pekan ini mengusulkan untuk mengambil keuntungan dari aset-aset Rusia yang dibekukan di Eropa dan mentransfer sekitar 90% dana yang dikelola Uni Eropa untuk memenuhi kebutuhan senjata Ukraina.
Komisi memperkirakan, keuntungan dari aset bisa mencapai antara €2,5 miliar hingga €3 miliar per tahun. Aset-aset tersebut mencakup berbagai surat berharga dan uang tunai bank sentral Rusia.
Baca Juga: Rusia, China, dan Iran Jadi Alasan Perdagangan Senjata Global Terus Meningkat
Mengutip Reuters, aset-aset tersebut dibekukan oleh lembaga penyimpanan sekuritas sentral Uni Eropa, terutama Euroclear di Belgia. Ukraina juga akan menerima pajak sebesar 25% yang dikenakan pemerintah Belgia atas keuntungannya.
Rusia, yang telah mengetahui rencana tersebut, menggambarkan rencana itu sebagai aksi bandit dan pencurian.
Secara umum, para diplomat Uni Eropa mendukung gagasan untuk menggunakan dana tersebut untuk kepentingan Ukraina. Di sisi lain, menggunakan uang tersebut untuk membeli senjata masih dianggap sebagai masalah bagi beberapa negara.
Baca Juga: Pidato Pertama Pasca Pemilu, Putin Ancam NATO dengan Perang Dunia III
Seluruh anggota Uni Eropa, yang berjumlah 27 negara, masih terus berdebat mengenai bagaimana mereka dapat berbuat lebih banyak untuk mempertahankan diri dan meningkatkan industri senjatanya.
Mereka khawatir Rusia mungkin tidak berhenti di Ukraina. Mereka juga menyadari AS bisa saja berubah haluan dan tidak lagi memberi perlindungan pada Eropa di masa depan.
"Memasuki tahun ketiga perang agresi Rusia terhadap Ukraina, kita menghadapi momen yang sangat penting. Urgensi, intensitas dan tekad yang teguh sangat penting," kata Charles Michel, Presiden Dewan Eropa, yang terdiri dari para pemimpin Uni Eropa, dalam surat undangan KTT Uni Eropa yang akan dimulai 21 Maret.