kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rusia Tolak Bahas Perjanjian Nuklir Baru dengan Amerika


Kamis, 03 Oktober 2024 / 06:15 WIB
Rusia Tolak Bahas Perjanjian Nuklir Baru dengan Amerika
ILUSTRASI. Rusia tidak akan membahas penandatanganan perjanjian baru dengan Amerika Serikat untuk menggantikan perjanjian nuklir lama.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Selasa (2/10/2024), Kremlin menegaskan, Rusia tidak akan membahas penandatanganan perjanjian baru dengan Amerika Serikat untuk menggantikan perjanjian yang membatasi senjata nuklir strategis masing-masing pihak karena perlu diperluas sehingga bisa mencakup negara-negara lain. 

Sedianya, perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2026. 

Melansir Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan pernyataan tersebut saat ditanya tentang nasib Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru, atau New START, yang akan berakhir pada tanggal 5 Februari 2026.

Perjanjian tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan Amerika Serikat dan Rusia, dan pengerahan rudal dan pembom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya. 

Ini adalah pilar terakhir yang tersisa dari pengendalian senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Rusia.

Presiden Vladimir Putin pada tahun 2023 menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian tersebut karena dukungan AS untuk Ukraina.

Meski demikian, Moskow telah mematuhi batasan hulu ledak, rudal, dan pembom yang diberlakukan oleh perjanjian tersebut - seperti halnya Amerika Serikat.

Baca Juga: Ini Peringatan Terbaru Rusia untuk Amerika

Mengutip sumber senior Rusia yang tidak disebutkan namanya, surat kabar Izvestia melaporkan sebelumnya pada hari Selasa bahwa Rusia tidak akan menandatangani perjanjian baru dengan Amerika Serikat karena dukungan Washington untuk Ukraina dalam perang tersebut.

Peskov, ketika ditanya tentang laporan Izvestia, mengatakan bahwa secara umum konsisten dengan pernyataan yang dibuat oleh Putin.

"Awal tahun ini, dia (Putin) mengatakan bahwa mengingat kondisi yang berubah, hampir tidak mungkin untuk membahas senjata ofensif strategis, persenjataan, dan sebagainya, tanpa memperhitungkan infrastruktur nuklir militer di Eropa, tanpa melibatkan negara-negara Eropa dalam proses negosiasi dan tanpa menyentuh elemen keamanan strategis lainnya, dan bahwa Rusia tidak akan melakukannya," kata Peskov kepada wartawan.

Dia menambahkan, Rusia harus mencermati situasi yang telah berkembang. Dan, dengan mempertimbangkan semua aspek baru, mengatur proses negosiasi. 

Baca Juga: Rusia Bersiap untuk Konfrontasi Jangka Panjang dengan Amerika Serikat

"Bagi kami, tampaknya tidak masuk akal untuk bersikeras melakukan negosiasi seperti itu dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Rusia tidak akan melakukan itu," tegasnya. 

Rusia dan Amerika Serikat bersama-sama mengendalikan 88% hulu ledak nuklir dunia. Putin mengatakan minggu lalu bahwa Rusia sedang memperbarui kebijakannya mengenai senjata nuklir dan memperluas daftar skenario di mana Rusia mungkin menggunakan senjata nuklir.



TERBARU

[X]
×