Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia mengatakan pada Rabu (23/6/2021), pihaknya telah melepaskan tembakan peringatan dan menjatuhkan bom di jalur kapal perang Inggris untuk mengusirnya keluar dari perairan yang diklaim Moskow di Laut Hitam di lepas pantai semenanjung Krimea.
Reuters memberitakan, Inggris menolak laporan Rusia tentang insiden itu, dengan mengatakan pihaknya yakin setiap tembakan yang ditembakkan adalah "latihan meriam" Rusia yang telah diumumkan sebelumnya, dan tidak ada bom yang dijatuhkan.
Akan tetapi kapal perang Inggris itu mengkonfirmasi bahwa kapal perusaknya, HMS Defender, telah berlayar melalui apa yang digambarkan sebagai perairan milik Ukraina.
"Kapal itu melakukan perjalanan lintas damai melalui perairan teritorial Ukraina sesuai dengan hukum internasional," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Reuters.
Baca Juga: Amerika Serikat siapkan US$ 150 juta untuk perkuat militer Ukraina
Sementara itu, Juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tidak benar bahwa Rusia menembak atau bahwa kapal itu berada di perairan Rusia.
Pakar militer mengatakan, di luar rincian pernyataan Rusia atau Inggris akurat atau tidak, insiden itu tampaknya mewakili peningkatan konfrontasi antara Barat dan Rusia atas jalur laut yang disengketakan.
Kementerian luar negeri Rusia menyebut perjalanan kapal perang Inggris melalui daerah itu sebagai tindakan "provokasi terang-terangan" dan mengatakan akan memanggil duta besar Inggris atas insiden tersebut.
Baca Juga: Marinir Rusia menggelar latihan pendaratan pasukan amfibi di pantai Krimea
Rusia merebut dan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan menganggap daerah di sekitar pantai semenanjung itu sebagai perairan Rusia. Negara-negara Barat menganggap Krimea bagian dari Ukraina dan menolak klaim Rusia atas laut di sekitarnya.
"Innocent passage" adalah hak yang diakui secara internasional bagi kapal untuk berlayar melalui perairan teritorial suatu negara asalkan tidak membahayakan.
"Ini dilakukan untuk menguji tekad Rusia atas Krimea," kata Mark Gray, spesialis keamanan maritim dan pensiunan kolonel Marinir Kerajaan Inggris, kepada Reuters.
Dia menambahkan, saat ini Rusia sedang mencoba untuk menciptakan fakta di lapangan dan membuat mereka dihormati secara internasional. "Sehingga pencaplokan mereka pada dasarnya dicap tak berlaku oleh dunia,” katanya, membandingkan klaim Laut Hitam Moskow dengan klaim Beijing di Laut China Selatan, yang juga ditolak oleh Barat.
Baca Juga: Jet Sukhoi Rusia kembali mengadang kehadiran pesawat pembom AS di Laut Baltik
"Meskipun demikian, tanggapan Rusia luar biasa kuat, sedikit tidak diplomatis, dan terlalu berlebihan," tambahnya.
Kebijakan provokatif
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, insiden itu menunjukkan bahwa kebijakan agresif dan provokatif Rusia di Laut Hitam dan Laut Azov di dekatnya merupakan ancaman berkelanjutan bagi Ukraina dan sekutunya.
Dalam sebuah tweet, Kuleba menyerukan lebih banyak kerja sama antara NATO dan Ukraina di Laut Hitam.
Negara-negara Barat sedang melakukan latihan angkatan laut minggu ini di Laut Hitam yang dikenal sebagai Sea Breeze. Beberapa jam sebelum insiden itu, kedutaan Rusia di Washington telah meminta Amerika Serikat dan sekutunya untuk membatalkannya.
Kapal perusak Inggris mengunjungi pelabuhan Odessa Ukraina pada minggu ini, di mana sebuah perjanjian ditandatangani untuk Inggris dengan tujuan membantu meningkatkan kemampuan angkatan laut Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia, dikutip oleh kantor berita Interfax, mengatakan kapal perusak Inggris telah meninggalkan perairan Rusia segera setelah Rusia melepaskan tembakan peringatan. Disebutkan juga, seorang pembom Rusia menjatuhkan empat bom fragmentasi berdaya ledak tinggi di jalurnya.
Kementerian Rusia mengatakan kapal Inggris telah menempuh perjalanan sejauh 3 kilometer (2 mil) ke perairan Rusia dekat Cape Fiolent, wilayah pantai selatan Krimea dekat pelabuhan Sevastopol, markas besar armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia.
"Kapal perusak telah diperingatkan bahwa senjata akan digunakan jika melewati perbatasan Federasi Rusia. Kapal itu tidak bereaksi terhadap peringatan tersebut," kata kementerian itu.