Sumber: AFP,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
CARACAS. Krisis di Venezuela tidak hanya terjadi di sektor ekonomi semata, melainkan juga politik. Perkembangan terakhir, terjadi kerusuhan di Venezuela yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Pada Rabu (26/4), polisi Venezuela menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan aksi unjuk rasa di Caracas. Unjuk rasa tersebut dilakukan sebagai aksi protes terhadap pemerintah. Laporan AFP menyebut, sepanjang bulan ini, jumlah korban tewas sudah mencapai 29 orang.
Aksi unjuk rasa ini sudah dimulai sejak awal April lalu. Rakyat Venezuela menentang kebijakan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang saat ini telah menyebabkan kondisi perekomian negara tersebut jatuh ke jurang krisis.
Warga yang berunjuk rasa menginginkan agar dihelat pemilu dini untuk mengakhiri kekuasaan pemerintahan sosialis Maduro.
Situasi yang sudah memanas semakin diperparah dengan digelarnya aksi unjuk rasa tandingan oleh pendukung Maduro di sejumlah kota.
Berdasarkan laporan yang dirilis Reuters, selama unjuk rasa yang berlangsung bulan ini, sekitar 1.500 orang sudah ditangkap dan 800 di antaranya masih ditahan.
Sementara itu, 19 dari 34 negara anggota Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) -di mana Venezuela menjadi salah satu anggotanya- setuju menggelar pertemuan khusus para menteri luar negeri untuk membahas krisis Venezuela.