Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Iran diyakini sengaja menghindari jatuh korban dari militer Amerika Serikat (AS) dalam serangan rudal di pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan negeri uak Sam di Irak sebagai aksi pembalasan.
Menurut sumber-sumber Reuters di Pemerintah AS dan Eropa yang akrab dengan intelijen, Iran menargetkan serangan dengan menghindari korban pasukan AS guna mencegah krisis meningkat di luar kendali, tapi tetap mengirim pesan yang kuat.
Sumber Reuters di Washington mengatakan, berdasarkan indikasi awal, tidak ada korban di militer AS dalam serangan rudal Iran yang menghantam dua pangkalan militer di Irak, Rabu (8/1) dini hari.
Baca Juga: Sebelum serangan, Irak memberikan peringatan dini kepada AS
Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Irak menyebutkan, Iran menembakkan 22 rudal ke dua pangkalan yang menampung tentara AS dan pasukan koalisi lainnya, sebagai balasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
"(Sebelum serangan) Kami menerima pesan verbal resmi dari Republik Islam Iran, bahwa respons Iran terhadap pembunuhan Qasem Soleimani telah dimulai atau akan segera dimulai," kata Kantor Perdana Menteri Irak.
"Dan, serangan itu akan terbatas pada basis militer AS yang berlokasi di Irak tanpa memberitahukan lokasinya," imbuh Kantor Perdana Menteri Irak, Rabu (8/1), seperti dikutip Reuters.
"Kami segera memperingatkan komandan militer Irak untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan," sebut Kantor Perdana Menteri Irak seraya menambahkan, tidak ada pasukan Irak yang terluka dalam serangan itu.
Sumber diplomatik Arab Saudi mengatakan kepada CNN, Rabu (8/1), Irak memberikan peringatan dini kepada Amerika Serikat (AS) tentang "pangkalan mana yang akan diserang", setelah para pejabat Iran menyampaikan informasi tersebut.
Baca Juga: Iran ternyata mengirim pesan kepada Irak sebelum serangan, ini isinya
Seorang pejabat pertahanan AS menyebutkan, Irak mendapat pemberitahuan dari Iran untuk menjauh dari pangkalan-pangkalan militer tertentu sebelum Teheran menyerangnya pada Rabu dini hari.
CNN melaporkan, intelijen negeri uak Sam sudah mengamati pergerakan Iran memindahkan peralatan militer termasuk drone dan rudal balistik selama beberapa hari terakhir.