Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pamor mobil listrik semakin mentereng seiring dengan meningkatnya penjualan secara global. Namun, mobil yang lebih efisien dan ramah lingkungan itu tengah menghadapi banyak kasus kebakaran baterai.
General Motors (GM) telah menarik 68.677 unit kendaraan listrik dengan baterai LG Chem. Penarikan itu dipicu setelah lima kebakaran listrik yang dilaporkan dan dua cedera ringan.
Hyundai Motor yang juga memasok baterai LG Chem ikut menarik kembali secara global lebih dari 74.000 unit mobil listrik Kona. Penarikan yang Hyundai lakukan setelah 16 di antaranya terbakar di Korea Selatan, Kanada, dan Eropa dalam dua tahun, mengutip Reuters pada Rabu (18/11).
Baca Juga: AS akan memangkas pasukan militer di Irak dan Afghanistan besar-besaran
Produsen lainnya, Ford dan BMW juga menarik kembali kendaraan yang menggunakan baterai Samsung SDI Co dengan alasan cacat produksi sel. Seorang juru bicara Samsung SDI mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut.
Sedangkan pembuat mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla tengah diselidiki oleh otoritas keamanan AS. Lantaran ada peningkatan perangkat lunak baterai beberapa kendaraan setelah kebakaran kendaraan.
Penarikan ini bisa mencederai reputasi serta finansial bagi Hyundai dan pembuat mobil listrik lainnya. Lantaran mobil listrik telah mampu memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat dan untuk menantang pemimpin pasar Tesla Inc. Masalah ini juga dapat mengurangi permintaan konsumen untuk mobil listrik. "Baterai yang tidak aman itu seperti bom," kata Park Chul-wan, seorang ahli baterai Korea Selatan.
Badan keamanan Korea Selatan sedang menyelidiki penyebab kebakaran Kona. Hyundai dan LG Chem dapat menghadapi biaya hingga US$ 540 juta jika mereka harus mengganti semua baterai yang terkena dampak, menurut para analis.
Hyundai mengatakan penyebab kebakaran tidak jelas tetapi pihaknya menduga bahwa kerusakan internal pada baterai mungkin menjadi penyebabnya. Hyundai mengklaim sedang menyelidiki kasus tersebut dengan pemasoknya dan kementerian transportasi.
Baca Juga: Beijing dan Canberra kembali terlibat perang kata-kata, ada apa?
Hyundai mengatakan tidak mempertimbangkan menyisihkan uang untuk penarikan kembali produk mereka. Lantaran perusahaan berharap perbaikan pada perangkat lunak dapat mencegah kebakaran dengan mendeteksi masalah.
"Kami terus memantau situasi setelah pembaruan (sistem manajemen baterai) dan kami akan terus mencoba meminimalkan ketidaknyamanan konsumen di masa mendatang," kata Hyundai.
Sedangkan GM menyarankan bagi pengguna produk kendaraan listrik Bolt EV untuk mengubah pengaturan muatan pada kendaraan mereka. Perusahaan meminta adanya membatasi daya hingga 90% untuk mengurangi risiko kebakaran.
Adapun Juru bicara LG Chem telah menyatakan akan bekerja sama dengan Hyundai Motor dan General Motors. Ia menjanjikan akan melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kebakaran itu.
CEO LG Chem Hak Cheol Shin menyebut sistem baterai pada kendaraan listrik sangat kompleks. Hal ini menunjukkan masalah mungkin disebabkan oleh komponen lain yang dibuat oleh pemasok Hyundai.
“Sebagai pemasok komponen utama sistem baterai, kami jelas merasa bertanggung jawab. Tetapi sampai penyebab yang jelas ditentukan, kami tidak dapat mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut,” katanya.
Baca Juga: Pabrik Foxconn di Vietnam mulai berproduksi
Selain masalah di Hyundai dan GM, Ford baru-baru ini menawarkan untuk mengganti paket baterai kendaraan hybrid plug-in Kuga karena risiko kebakaran. Hal ini dapat membuat produsen mobil tersebut kehilangan pendapatan US $ 600 juta di paruh kedua, termasuk biaya untuk memenuhi Eropa emisi Eropa
Sebelumnya,pemilik Hyundai Kona EV yang seorang pegawai negeri Korea Selatan yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Kim. Ia termasuk di antara sekitar 200 orang yang mengajukan gugatan class action terhadap Hyundai minggu lalu.
Ia mencari kompensasi atas apa yang mereka katakan sebagai pengurangan. nilai EV mereka dan kerugian lainnya, Kim dan dua pengacara yang mewakili mereka mengatakan kepada Reuters.
Kim telah memulai upaya petisi untuk menuntut produsen mobil yang berbasis di Seoul itu setelah merek EV yang sama terbakar di lingkungannya, memaksa sekitar 20 warga untuk mengungsi dari rumah mereka.
Baca Juga: Sebuah jet tempur hilang saat latihan, Taiwan kandangkan F-16
Salah satu pengacara mengatakan mereka meminta biaya kerugian awalnya senilai 8 juta won atau setara US$ 7.200 per penggugat tetapi mereka dapat meningkatkan permintaan saat persidangan dilanjutkan.
Penggugat ingin Hyundai mengganti seluruh paket baterai yang menjadi bagian paling mahal dari kendaraan dari mobil listrik Kona mereka. Penggugat menuntut agar Hyundai tidak hanya memperbarui perangkat lunak, seperti yang diberikan oleh penarikan kembali perusahaan.