Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Saham Amazon Inc. melesat 11% dan mencetak rekor tertinggi baru pada Jumat (31/10/2025) setelah perusahaan melaporkan kinerja keuangan kuartal III-2025 yang melampaui ekspektasi analis.
Pertumbuhan pesat pada divisi layanan komputasi awan, Amazon Web Services (AWS), menjadi motor utama peningkatan kinerja raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu.
Amazon membukukan laba per saham (earnings per share/EPS) sebesar US$ 1,95 dengan pendapatan US$ 180,2 miliar, jauh di atas perkiraan analis yang memperkirakan EPS US$ 1,58 dan pendapatan US$177,8 miliar. Sementara itu, pendapatan dari unit AWS mencapai US$33,01 miliar, melampaui proyeksi US$ 32,4 miliar.
“Kami akan terus berinvestasi agresif dalam kapasitas karena kami melihat permintaan yang sangat tinggi,” ujar CEO Amazon, Andy Jassy, dalam panggilan konferensi dengan analis.
Baca Juga: Saham Amazon Anjlok Akibat Pertumbuhan Komputasi Awan yang Mengecewakan
Jassy menegaskan, percepatan investasi itu didorong oleh lonjakan kebutuhan komputasi awan dan teknologi kecerdasan buatan (AI). Salah satu pendorong pertumbuhan AWS adalah meningkatnya adopsi chip Trainium2 buatan Amazon yang kini telah menjadi bisnis bernilai miliaran dolar, tumbuh 150% dari kuartal sebelumnya.
Perusahaan juga meluncurkan Project Rainier, klaster AI dengan 500.000 chip Trainium2.
Meski performa terbarunya mengesankan, saham Amazon masih tertinggal dibandingkan para pesaingnya. Sejak awal tahun, saham Amazon hanya naik 2,4%, sementara saham Microsoft melonjak 24% dan Google naik 49%.
Keterlambatan ini sebagian dipicu oleh persepsi bahwa AWS belum menguasai pasar AI sebesar rivalnya. Microsoft memiliki kemitraan erat dengan OpenAI, sedangkan Google mengandalkan Gemini.
Baca Juga: Saham Australia Cetak Rekor Tertinggi, Ditopang Lonjakan Saham Litium
Amazon sendiri menjalin kerja sama besar dengan startup AI Anthropic, namun kemitraan itu juga dibagi dengan Google yang turut menyediakan layanan cloud untuk Anthropic.
Baru-baru ini, Amazon mengumumkan bahwa Anthropic akan menggunakan 1 juta chip buatan Amazon untuk melatih dan menjalankan model AI-nya, langkah yang menjadi kemenangan tersendiri bagi AWS, meski pekan sebelumnya Anthropic juga mengumumkan kerja sama serupa dengan Google.
Terkait efisiensi internal, Jassy menegaskan bahwa rencana pemangkasan 14.000 karyawan korporat bukanlah keputusan yang didorong alasan finansial atau otomatisasi AI.
Baca Juga: Kinerja AWS Melesat, Saham Amazon Terbang 14% di Perdagangan After-Market
“Langkah ini bukan soal keuangan, dan bahkan belum terkait AI, ini lebih kepada soal budaya perusahaan,” jelasnya.
Kinerja kuat Amazon menunjukkan bahwa bisnis cloud dan AI kini menjadi penentu utama arah pertumbuhan perusahaan teknologi besar. Namun, persaingan sengit di pasar AI membuat Amazon harus terus berinovasi agar tak tertinggal dari Microsoft dan Google.













