Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Amazon.com mengumumkan bahwa layanan komputasi awannya, Amazon Web Services (AWS), telah kembali beroperasi normal pada Senin (20/10/2025) sore waktu setempat.
Setelah mengalami gangguan besar di seluruh dunia yang memengaruhi ribuan situs dan aplikasi populer seperti Snapchat dan Reddit.
Meski demikian, Amazon menyebut beberapa layanan AWS masih memiliki tumpukan pesan (backlog) yang memerlukan waktu beberapa jam untuk diproses.
Baca Juga: IHSG Melonjak 2,19% di Awal Pekan, Cek Saham Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing
AWS merupakan tulang punggung bagi ribuan perusahaan global, menyediakan layanan aplikasi dan pemrosesan data di cloud.
Gangguan ini membuat pekerja dari London hingga Tokyo tidak dapat mengakses sistem penting, termasuk pembayaran digital dan layanan reservasi tiket pesawat. Sejumlah pengguna juga melaporkan gangguan pada Venmo dan Zoom pada Senin sore.
Insiden ini menjadi gangguan internet terbesar sejak kerusakan sistem CrowdStrike tahun lalu, yang sempat melumpuhkan rumah sakit, bank, dan bandara di berbagai negara — menyoroti betapa rapuhnya infrastruktur digital global yang saling terhubung.
Gangguan kali ini menandai ketiga kalinya dalam lima tahun pusat data AWS di Virginia Utara (US-EAST-1) menyebabkan gangguan besar.
Amazon tidak menjelaskan secara rinci mengapa pusat data tersebut kerap menjadi sumber masalah.
Menurut keterangan AWS, masalah bermula dari sistem Domain Name System (DNS) yang membuat aplikasi gagal menemukan alamat server yang tepat untuk DynamoDB API, basis data cloud yang digunakan banyak aplikasi untuk menyimpan informasi pengguna.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan Dekat Rekor Tertinggi pada Level US$4.363 Selasa (21/10) Pagi
Akar Masalah: Sistem Pemantau Jaringan Internal
AWS menjelaskan bahwa penyebab utama gangguan berasal dari sub-sistem pemantau kesehatan jaringan (network health monitor) pada layanan Elastic Compute Cloud (EC2), yang berfungsi membagi lalu lintas ke beberapa server.
Sekitar pukul 15.00 waktu Pasifik (22.00 GMT), Amazon menyatakan, “Seluruh layanan AWS telah kembali normal.
Beberapa layanan seperti AWS Config, Redshift, dan Connect masih memiliki backlog pesan yang akan diselesaikan dalam beberapa jam mendatang.”
Ken Birman, profesor ilmu komputer di Cornell University, mengatakan insiden ini menunjukkan pentingnya membangun sistem cadangan dan toleransi kesalahan (fault tolerance). Menurutnya, AWS sebenarnya menyediakan alat untuk mencegah dampak gangguan, namun banyak pengembang yang mengabaikan langkah tersebut demi efisiensi biaya.
“Ketika perusahaan memotong biaya dan melewatkan langkah penting dalam perlindungan sistem, mereka justru akan menjadi pihak yang paling merugi saat terjadi gangguan,” kata Birman kepada Reuters.
Baca Juga: Indeks Nikkei Cetak Rekor Tertinggi Selasa (21/10), Jelang Pemungutan Suara PM Jepang
AWS Virginia Utara, Titik Lemah yang Berulang
AWS adalah penyedia cloud terbesar di dunia, menyalip Microsoft Azure dan Google Cloud. Gangguan pada infrastrukturnya dapat memicu efek domino yang melumpuhkan berbagai sektor mulai dari aplikasi makanan, platform game, hingga sistem penerbangan.
AWS mengonfirmasi bahwa gangguan kali ini berasal dari pusat data US-EAST-1, lokasi tertua dan terbesar milik Amazon yang sebelumnya juga mengalami insiden serupa pada 2020 dan 2021.
Jake Moore, penasihat keamanan siber global di ESET, mengatakan gangguan ini kembali menunjukkan ketergantungan dunia terhadap infrastruktur digital yang rentan.
“Insiden ini menyoroti betapa rapuhnya infrastruktur yang menopang aktivitas digital kita sehari-hari,” ujar Moore.
Gangguan tersebut berdampak luas di Inggris, memengaruhi Lloyds Bank, Bank of Scotland, operator telekomunikasi Vodafone dan BT, serta situs otoritas pajak Inggris HMRC.
Menurut Downdetector, lebih dari 4 juta laporan gangguan diterima secara global.
Ryan Griffin, pimpinan praktik siber di McGill and Partners, menambahkan bahwa “bagi perusahaan besar, beberapa jam downtime cloud bisa berarti jutaan dolar kerugian produktivitas dan pendapatan.”
Menariknya, meski terjadi gangguan besar, saham Amazon justru naik 1,6% ke US$216,48 di Wall Street.
Baca Juga: AWS Amazon Alami Gangguan Besar, Ribuan Situs dan Aplikasi Populer Dunia Terhenti
Dari Snapchat hingga Venmo, Ratusan Platform Terdampak
Menurut data Ookla, sedikitnya 1.000 perusahaan terdampak oleh gangguan ini. Aplikasi populer seperti Reddit, Roblox, Snapchat, dan Duolingo sempat tidak dapat diakses.
Startup kecerdasan buatan Perplexity, bursa kripto Coinbase, serta aplikasi investasi Robinhood juga melaporkan gangguan akibat AWS.
Bahkan layanan internal Amazon sendiri, termasuk situs e-commerce, Prime Video, dan asisten suara Alexa, juga ikut terkena dampaknya.
Platform game populer seperti Fortnite, Clash Royale, dan Clash of Clans, serta aplikasi transportasi Lyft, juga mengalami gangguan di Amerika Serikat.
Presiden aplikasi perpesanan Signal, Meredith Whittaker, mengonfirmasi di X (Twitter) bahwa aplikasinya ikut terdampak, sementara Elon Musk menyebut platform X tetap beroperasi normal.