kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Saham Apple Anjlok, Biaya Tarif Tambahan Timbulkan Kekhawatiran Baru


Jumat, 02 Mei 2025 / 16:52 WIB
Saham Apple Anjlok, Biaya Tarif Tambahan Timbulkan Kekhawatiran Baru
ILUSTRASI. People stand in front of an Apple store in Beijing, China April 9, 2025. REUTERS/Tingshu Wang


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Saham Apple anjlok hampir 3% dalam perdagangan pre-market pada Jumat (2/5), setelah perusahaan memangkas program pembelian kembali saham (buyback),

Ditambah, CEO Tim Cook memperingatkan potensi tambahan biaya tarif sebesar US$900 juta pada kuartal ini di tengah memanasnya perang dagang antara AS dan China.

Baca Juga: Apple Siap Gandakan Investasi di Indonesia, Tiga Vendor Baru akan Masuk

Perusahaan asal Cupertino, California, yang memproduksi lebih dari 90% produknya di China, mengungkapkan rencana untuk memindahkan produksi iPhone ke India guna meminimalisasi dampak perang dagang Presiden Donald Trump.

"Apple tampaknya bergerak lebih cepat dari perkiraan dalam memindahkan produksi iPhone ke wilayah India," kata Matt Britzman, analis ekuitas senior di Hargreaves Lansdown.

Pandangan serupa disampaikan oleh analis Wedbush yang menyebut India sebagai "rantai pasok penyelamat" Apple dalam menghadapi turbulensi tarif.

Tim Cook menjelaskan bahwa Apple mulai membangun stok produk agar mayoritas perangkat yang dijual di AS pada kuartal ini tidak berasal dari China.

“Tim Cook berusaha meyakinkan investor dalam paparan kinerja semalam, namun banyak yang mungkin masih menginginkan kejelasan lebih lanjut soal prospek setelah Juni,” ujar Britzman, seraya menambahkan bahwa beban US$900 juta terhadap laba ternyata lebih kecil dari yang dikhawatirkan sebelumnya.

Baca Juga: Terdesak Perang Dagang, Apple Pindahkan Produksi iPhone untuk Pasar AS ke India

Apple sendiri sudah menghadapi tekanan di pasar utama seperti China, terutama karena ketatnya persaingan dengan produsen lokal seperti Huawei dan lambatnya peluncuran fitur berbasis kecerdasan buatan (AI).

“Pertanyaan bagi investor adalah: apa yang bisa menggantikan peran China bagi Apple? Ini bukan persoalan mudah dan bisa mengancam prospek pertumbuhan jangka panjang Apple,” kata Kathleen Brooks, Direktur Riset di XTB.

Meski produk elektronik masih dikecualikan dari tarif impor AS sejauh ini, Washington memberi sinyal bahwa sejumlah bea masuk bisa diberlakukan dalam beberapa pekan mendatang.

Di sisi lain, raksasa teknologi seperti Alphabet, Microsoft, dan Meta Platforms mencatatkan hasil kuartalan di atas ekspektasi berkat dorongan AI. Namun, pendapatan layanan cloud Amazon.com gagal memenuhi harapan pasar.

Baca Juga: Apple Akan Lebih Banyak Memproduksi Iphone di India

Kinerja tersebut berbanding terbalik dengan prospek suram dari perusahaan elektronik konsumen yang lebih terpapar pada pengetatan anggaran rumah tangga—seperti Qualcomm, Samsung Electronics, dan Intel.

Saham Apple telah turun sekitar 15% sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan penurunan 2,3% pada Meta dan kenaikan hampir 1% pada Microsoft.

Rasio harga terhadap laba (price-to-earnings) Apple dalam 12 bulan ke depan tercatat di angka 27,63, dibandingkan dengan Microsoft di 28,64 dan Meta di 21,48.

Selanjutnya: Angkut 4.158 Calon Jemaah, Garuda Indonesia Resmi Mulai Penerbangan Haji 2025

Menarik Dibaca: Dividen dari Astra Agro (AALI) Rp 184 per saham, Cum Date pada 7 Mei 2025



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×